MEDIA ONLINE IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BIMA

Rabu, 17 Juli 2013

Arah dan Tujuan Kader IMM

 IMM dan Tujuan

Kader IMM memang tengah mengalami ketidak jelasan arah dan tujuan dalam mendefinisikan gerakannya sebagai kader Ikatan maupun secara komunal. Permasalahan ini didasari oleh kurangnya refleksi (pemahaman kembali) kader atas makna-makna yang coba ditawarkan oleh doktrin ideologis Ikatan. Minimnya referensi memang cukup berpengaruh dalam hal ini, apalagi dengan ditambah superioritas senior yang menghegemoni tafsir ideologis yang ada dalam Ikatan, menambah kedangkalan pemaknaan ideologis kader dalam usaha interaksinya dengan Ikatan.

Hegemoni senior memang menjadi masalah terkait dengan pengembangan intelektualitas kader. Memang di dalam Ikatan tidak ada yang namanya senior dan yunior seperti pada organisasi sekolah atau Himpunan namun tingkat kepengurusan (atau kepemimpinan dalam bahasa IMM) yang beralih dari satu generasi ke generasi berikutnya sedikitnya meyisakan adanya terminologi ini. Memang teramat berat bagi seorang senior untuk melepaskan atau melakukan transfer kunci-kunci gerakan baik itu referensi, wawasan, pengalaman, dan jaringan. Keengganan ini lebih didasarkan pada asumsi akan kehilangan wibawa dan pengaruh terhadap kader yuniornya. Apalagi transfer yang kerap kali terjadi hanya dari mulut ke telinga (secara lisan) dalam artian tidak ada upaya untuk menuangkan buah pemikiran tersebut dalam bentuk konkret (bentuk konkret di sini tidak selalu berarti kerja-kerja praksis). Dari sini telah terjadi ketergantungan maya yang sengaja maupun tidak saling berusaha tarik-menarik antar keduanya untuk tidak melepas tali ketergantungan tersebut, layaknya sekelompok orang bermain tarik tambang.

Keterlepasan hegemoni senior ini akan berakibat pada kembali meraba-rabanya kader yunior pada ranah pergerakan Ikatan. Kader akan mencoba mendefinisikan dengan paradigma masing-masing untuk kemudian menafsirkan secara utuh apa yang dimaknai bersama sebagai sebuah kemendasaran gerak Ikatan. Proses yang terjadi pasca itu adalah dinamika forum yang bernuansa dialektis karena masing-masing mempunyai penafsiran tersendiri terhadap apa yang dihadapi. Memang keputusan yang dihasilkan bisa jadi jauh dari yang diharapkan bila dibandingkan keputusan hanya diambil oleh komando senior yang cenderung instant. Namun yang perlu kita lihat di sini adalah mekanisme pengambilan keputusannya, bagaimana menjalani refleksi secara individu maupun kelompok dalam menafsirkan gerakan, yang mempunyai nilai lebih dari sebuah proses berorganisasi dalam Ikatan.5900_101990136478371_100000021562713_50497_1391198_a

Ada problem lain yang juga mempunyai jalinan terkait dengan problem di atas, yakni minimnya referensi. Minimnya referensi tidaklah menjadi alasan mendasar ketika zaman tengah demikian maju dimana telah banyak fasilitas pengakses informasi salah satunya dengan web-site Ikatan dan mail group ini. Dari sini akan ada pertukaran ide, gagasan, wacana yang akan mengelaborasi pemikiran-pemikiran kader dengan konsep keruangan dan waktu yang tidak lagi sempit seolah terbatas pada lokalitas wilayah gerak dan diskusi ruang-ruang nyata. Namun hal ini tidaklah menjadi alasan untuk kemudian menjadi tempat pelarian atas realitas objektif yang terjadi di sekitar kader, begitu pula kiprah kader selama berada di Ikatan. Karena sikap seperti itu akan kontraproduktif terhadap kader itu sendiri dimana kader hanya bermain pada dataran wacana yang melangit dan tidak tersalurkan secara wajar pada dataran praksis. Sikap seperti ini juga akan berdampak kurang baik pada perjalanan organisasi.

Kader seharusnya tetap aktif dan kritis dalam menjalani kehidupannya baik sebagai pribadi, anggota keluarga, mahasiswa, kader IMM, dan anggota masyarakat. Sungguh disayangkan bila kader Ikatan hanya berkutat pada pemenuhan ritual peribadahan saja dan dalam tingkatan pandai berwacana dan berdialektika tanpa ada tindakan konkret atas kaum yang tertindas, baik itu kaum dhuafa maupun anak jalanan. Penafsiran atas apa yang dilakukan pendiri Persyarikatan KH Ahmad Dahlan patut dijadikan teladan oleh kader. Beliau tidak hanya melakukan ibadah ritual untuk kepentingan dirinya sendiri, namun juga ibadah sosial yang bermanfaat bagi sesamanya. Di samping menunaikan ibadah beliau tidak lupa untuk berdakwah ke masyarakat. Aktivitas dakwah ini pula dijalan dengan ikhlas dengan pemberdayaan ekonomi melalui selingan aktivitas berdagang batik. Dari sini ada sebuah pemaknaan akan sumber-sumber Ilahiah (Al-Qur’an dan Sunnah) dengan pemahaman akan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kala itu, sehingga beliau memutuskan untuk meluruskan arah kiblat Masjid Gedhe Kauman.

Kedangkalan penafsiran atas tindakan pendiri Persyarikatan ini tampak pada terjebaknya anggota Muhammadiyah saat ini pada pemenuhan amal usaha pada segi kuantitatif, hal ini ditandai pada jumlah institusi pendidikan, rumah sakit, dan rumah sosial yang didirikan. Memang kuantitas ini bukannya untuk dipersalahkan namun patut untuk dibanggakan. Namun kebanggaan tersebut tidaklah menjadi kebanggaan semu manakala institusi pendidikan Muhammadiyah kurang bisa menghasilkan kader-kader Muhammadiyah yang mumpuni. Kader-kader Muhammadiyah yang tengah menjalani tongkat kepemimpinan saat ini memang tidak sedikit yang merupakan hasil didikan Muhammadiyah secara struktural melalui institusi pendidikannya, namun hal tersebut tidaklah menafikan kader-kader Muhammadiyah yang tengah menempuh jalur pendidikan formal dan ber-Muhammadiyah secara kultural.

Kader-kader Muhammadiyah yang hidup dalam lingkungan institusi pendidikan bernuansa tidak Islami, apalagi bernuansa Muhammadiyah, diharapkan menjadi kader-kader yang berkualitas baik secara akhlak maupun intelektualitas. Kader yang dididik dalam Ikatan yang tidak diakui posisinya secara yuridis oleh birokrat kampus, tidak jauh berbeda dengan pergerakan mahasiswa lainnya, sudah selayaknya mampu melakukan penafsiran ideologis gerakan Ikatan sehingga dapat menerapkannya dalam dataran praksis baik secara individu maupun kolektif. Kader ini akan menguatkan basis referensi dan jaringan sebagai kekuatan moral dan intelektual yang dengan sendirinya akan membangun basis gerakan yang kuat dengan tafsir ideologis yang komprehensif atas dasar kesepahaman bersama.

Immawan Alif

Jumat, 21 Juni 2013

PROGKER BIDANG KOMISARIAT STAIM BIMA


    Bidang Organisasi
Mengatur Ketataadministrasian (Good Organization Governance) di lingkungan Komisariat Thariq Bin Ziad dan mengkoordinasikan setiap instruksi dari Pimpinan Cabang, Pimpinan KORKOM maupun Ketua Umum Pimpinan Komisariat.
Bidang Kader
Menyelenggarakan Pelatihan – pelatihan skill personal dan mentality personal untuk membangun jiwa kekaderan baik pada anggota maupun pimpinan. Serta melakukan penyelarasan dalam informasi kekaderan dan perilaku organisasi kepada setiap kader.
Bidang Hikmah
Memberikan kontribusi penuh terhadap kebijakan – kebijakan Komisariat secara internal dan eksternal, berupa evaluasi dan monitoring secara intensif. Pengkayaan Intelektualitas kader dengan pembahasan efektif mengenai wawasan kebangsaan, globalisasi, dan efek politik lokal.
Bidang Keilmuan
Mengakomodir langkah Intelektualitas di segala aspek, dengan berperan serta meningkatkan mutu kualitas pendidikan perkuliahan kader dan peningkatan khusus di bidang Informasi Tekhnologi.
Bidang Sosial Ekonomi
Mengatur pendanaan Komisariat, dan bertanggung jawab terhadap hasil pendapatan Badan Usaha Milik Ikatan yang bersifat “BUMI OBJECTIVE” dan “BUMI SUBJECTIVE”. Dan mendata tingkat sosial mahasiswa serta perkembangannya untuk upaya tindak lanjut akomodasi kesosialan di tataran umum mahasiswa FKIP dan kader IMM pada khususnya.
Bidang Dakwah
Syiar Dakwah sebagai tindak pewarnaan religiusitas pada lini Fakultas adalah upaya peningkatan mutu kualitas ubudiyah dan mentalitas sebagaimana yang dilampirkan pada tujuan Muhammadiyah. Penyelenggaraan propaganda – propaganda ataupun pengembangan issue – issue Dakwah Islamiyah yang sesuai dengan manhaj Muhammadiyah di kalangan Fakultas serta pembumian generasi Qur’ani di kalangan kader IMM.
Bidang Immawati
Peningkatan Kualitas Personality Mahasiswi dengan berbagai pelatihan – pelatihan mendasar sampai pada tataran lanjutan. Mengembangkan aspek daya productivity pada kader IMMawati, sehingga dapat memberikan kontribusi maupun menghasilkan idea-idea, gagasan-gagasan, karya-karya, dan hasil obyektif bagi kemajuan Komisariat.

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
PERIODE 2006 – 2008
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
  1. Bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai bagian dari Angkatan Muda Muhammadiyah, memiliki posisi yang strategis dalam rangka membangun tradisi pembaharuan Muhammadiyah. Dengan basis kekuatan yang berada dikampus-kampus, IMM merupakan organisasi otonom yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kader-kader akademis di masa depan. Posisi ini meniscayakan ikatan untuk selalu melakukan reorientasi dan penajaman visi, misi, peran, agenda, strategi, metode serta teknik gerakan. Dalam arti lain, IMM perlu melakukan penguatan gerakan, baik dari segi landasan pemikiran maupun program aksinya.
2. Bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai bagian dari generasi muda Islam perlu mengambil peran lebih besar dalam gerakan kultural partisipatoris yang selalu terlibat dengan sangat intens dalam mengambil peran-peran sosial, baik di wilayah infrastruktur maupun suprastruktur. Populasi kuantitatif umat yang masih belum diimbangi dengan posisi kualitatif menjadi tanggung jawab IMM bersama generasi muda Islam lainnya untuk menyiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan kompetitif. Karenanya dibutuhkan formulasi strategi dan taktik yang tepat untuk berhadapan dengan intuisi umat kini dan masa depan.
3. Bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai generasi muda bangsa Indonesia menjadi bagian yang tak bisa mengelakkan diri dari berbagai kejadian, kecenderungan dan perubahan yang mewarnai kehidupan bangsa Indonesia baik dalam kerangka pemenuhan kebutuhan nasionalnya maupun konsekwensi interaksi antar bangsa-bangsa. Oleh karena itu, IMM dituntut untuk memiliki kemampuan yang tepat dalam memberikan jawaban terhadap dinamika bangsa Indonesia dalam berbagai sektor; ekonomi, politik, sosial, hankam, hukum dan lainnya. Keniscayaan ini menjadi sangat vital karena IMM bersama generasi muda lainnya adalah tumpuan harapan pelanjut nasib bangsa. Maka IMM perlu segera melakukan antisipasi dan terapi yang tepat dalam memainkan perannya untuk pemenangan masa depan.
B. Pengertian
  1. Garis-Garis Besar Haluan Organisasi IMM adalah pernyataan kehendak IMM yang ditetapkan oleh Muktamar serta merupakan rangkaian kebijakan dan program kegiatan menyeluruh, terarah dan terpadu yang berlangsung secara terus menerus dalam rangka mewujudkan tujuan IMM yaitu terbentuknya akademisi muslim yang berakhlak dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
  2. Pola Dasar kebijakan adalah dasar-dasar yang dijadikan landasan disusun dan dilaksanakannya suatu kebijakan (program) sehingga pelaksanaannya mengarah pada tercapainya tujuan IMM.
  3. Pola Umum kebijakan jangka panjang adalah pedoman kebijakan dalam jangka waktu lima kali periode Muktamar yang disusun sebagai arah dari penyusunan dan pelaksanaan kebijakan atau program jangka pendek secara bertahap akan mengarah pada tercapainya tujuan IMM.
  4. Kebijakan IMM periode Muktamar adalah suatu pedoman yang disusun sebagai arah dari pelaksanaan kebijakan atau program dalam satu periode Muktamar.
  5. Kebijakan program IMM adalah garis-garis pokok tindakan yang mengandung alternatif rencana program dalam mencapai tujuannya.
  6. Program kerja IMM adalah serangkaian pokok kegiatan dalam rangka pelaksanaan kebijakan untuk mencapai tujuan IMM dalam waktu jangka tertentu.
C. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan ditetapkannya Garis-Garis Besar Haluan Organisasi IMM adalah untuk memberikan arah bagi pelaksanaan usaha-usaha IMM yang pada pokoknya diwujudkan dalam bentuk kebijakan program IMM sehingga dapat mencapai maksud dan tujuan IMM sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi menurut keberadaan dan kemampuan IMM sendiri.
D. Landasan Kebijakan
Kebijakan IMM berdasarkan pada :
1. Al-Qur’an dan As-Sunnah.
2. Kaidah Ortom Muhammadiyah.
3. Program Muhammadiyah periode Muktamar ke-45.
4. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMM.
5. Keputusan Muktamar IMM yang masih berlaku
6. Kebijakan Organisasi.
E. Sistematika
Penyusunan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi IMM mengandung sistematika sebagai berikut:
BAB I
:
Memuat tentang Pendahuluan yang memaparkan tentang Latar Belakang Permasalahan, Pengertian-Pengertian tentang Garis-Garis Besar Haluan Organisasi IMM: Pola Dasar Kebijakan, Pola Umum Kebijakan IMM jangka panjang, Kebijakan IMM periode Muktamar, Kebijakan Program IMM dan Program Kerja IMM, serta memuat Maksud dan Tujuan, Landasan Kebijakan dan Sistematika.
BAB II
:
Memuat tentang Pola Dasar Kebijakan yang memaparkan tentang Makna dan Hakikat Kebijakan, Tujuan Kebijakan, Prinsip-Prinsip Kebijakan, Sasaran Kebijakan: Sasaran Personal dan Sasaran Institusional serta Modal Dasar dan Faktor Dominan.
BAB III
:
Memuat tentang Pola Umum Kebijakan Jangka Panjang yang memaparkan tentang Latar Belakang Permasalahan, Arah Kebijakan Jangka Panjang dan Sasaran.
BAB IV
:
Memuat tentang kebijakan IMM periode Muktamar yang memaparkan tentang Latar Belakang Permasalahan, Prioritas, Target serta Kebijakan Program IMM periode Muktamar XII.
BAB V
:
Memuat tentang pelaksanaan kebijakan dan program IMM.
BAB VI
:
Memuat tentang Penutup.
BAB II
POLA DASAR KEBIJAKAN
A. Makna dan Hakikat Kebijakan IMM
Pola Dasar Kebijakan IMM memberikan dasar-dasar bagi kebijakan IMM dalam upaya mewujudkan tujuan IMM. Pola dasar kebijakan IMM memuat tentang tujuan kebijakan, prinsip-prinsip kebijakan, sasaran kebijakan serta modal dasar dan faktor dominan. Oleh karena itu, makna dan pola dasar kebijakan IMM adalah penegasan dari tujuan IMM dalam bentuk penjabaran komponen-komponen yang mendasari serta berpengaruh bagi upaya pencapaian tujuan IMM.
Sedangkan hakikat pola dasar kebijakan IMM adalah wujud nyata dari upaya yang dilakukan secara bersama-sama dalam suatu kerjasama antara pimpinan dan anggota IMM untuk mencapai tujuan IMM.
B. Tujuan Kebijakan IMM
Tujuan kebijakan IMM diarahkan pada tercapainya tujuan IMM yaitu terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah
C. Prinsip-prinsip Kebijakan IMM
Untuk mencapai tujuan IMM maka setiap kebijakan atau program yang dilaksanakan hendaknya didasarkan atas prinsip-prinsip:
  1. Prinsip Tujuan: ialah bahwa segala usaha dan program senantiasa mengacu pada pencapaian tujuan IMM yaitu terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia. Dengan demikian segala sesuatunya dilakukan bukan secara spontanitas insidental, melainkan sebagai bagian dari upaya mendekati pencapaian tujuan itu sendiri.
  2. Prinsip Kekaderan: ialah bahwa segala kegiatan yang dilakukan merupakan pencerminan dari arena didik diri dalam mempersiapkan dan melatih kader-kader yang terlatih dan berkualitas yang diproyeksikan sebagai kader pimpinan bagi persyarikatan, umat dan bangsa. Target kualifikasi profil kader yang dituju dalam keseluruhan proses IMM adalah kader yang memiliki kompetensi dasar intelektual dan kompetensi dasar kemanusiaan.
  3. Prinsip Dakwah: ialah bahwa aktivitas IMM dalam memerankan dirinya di tengah-tengah masyarakat adalah cerminan dari upaya dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar. Dakwah adalah landasan gerakan IMM dalam melakukan rekayasa kehidupan menuju pencerahan kualitas hidup manusia di dunia dan akhirat.
  4. Prinsip Kebersamaan: Bahwa segala bentuk program dan pilihan kebijakan IMM merupakan hasil kehendak dan orientasi cita-cita seluruh bagian warga Ikatan. Kolektivitas dan kolegialitas adalah watak Ikatan dalam mengemban misi untuk mencapai tujuan bersama dalam model “tim kerja” dan kerja tim bagi program kerja Ikatan.
  5. Prinsip Keseimbangan: Bahwa pilihan gerakan IMM merupakan wujud apresiasi yang seimbang dalam pemenuhan peran keagamaan, keilmuan dan kemasyarakatan.
  6. Prinsip Relevansi: Bahwa kebijakan dan program kegiatan IMM adalah serangkaian aktivitas yang dilaksanakan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan yang relevan dengan sikap, watak dan kebutuhan warga Ikatan yaitu mahasiswa.
7. Prinsip Kesinambungan: Bahwa kegiatan-kegiatan IMM dalam setiap struktur pimpinan senantiasa memperhatikan kebutuhan jangka panjang dan kesinambungan gerakan.
  1. Prinsip Kemajuan atau Progresifitas: Bahwa segala bentuk program, kegiatan, maupun pilihan kebijakan IMM senantiasa diambil sebagai usaha IMM ke arah yang lebih baik, lebih progresif dan mencerahkan bagi persyarikatan, umat dan bangsa.
D. Sasaran Kebijakan IMM
  1. Sasaran Personal
Yaitu sasaran yang menyangkut pembinaan dan pengembangan kepribadian serta sumber daya mahasiswa, baik secara lahiriyah maupun bathiniyah.
Pembinaan dan pengembangan aspek lahiriyah diarahkan pada:
1. Terbinanya kualitas kader dan pimpinan IMM yang terlatih dan terampil dalam menjalankan perannya di tengah-tengah masyarakat sesuai dengan spesifikasi program dan pilihan kerjanya.
2. Terbinanya kualitas kader dan pimpinan IMM yang mampu menampilkan daya tarik yang tepat bagi generasi muda, khususnya mahasiswa untuk terlibat dalam aktivitas Ikatan.
3. Terbinanya kualitas kader dan pimpinan yang cakap menjalankan organisasi sehingga memenuhi standar kualitas anggota dan pimpinan yang memenuhi aturan konstitusi Ikatan.
Adapun pembinaan dan pengembangan bathiniyah diarahkan pada:
1. Tercapainya kualitas kader dan Pimpinan IMM yang siap menampilkan diri sebagai seorang muslim hakiki dalam seluruh tindakannya.
2. Terciptanya kualitas kader dan pimpinan IMM yang mampu mencerminkan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-harinya.
3. Terciptanya kualitas kader dan pimpinan IMM yang siap berjuang dan berani menghadapi segala macam tantangan dalam kehidupannya, baik dalam rangka pengambilan peran institusional maupun dalam pemenuhan kualifikasi personalnya.
4. Terciptanya kader dan pimpinan IMM yang memiliki tingkat pemahaman yang tepat tentang fungsi dan perannya dalam membangun cita-cita Ikatan menuju masyarakat utama adil dan makmur yang diridhoi Allah.
  1. Sasaran Institusional
Yakni sasaran yang menyangkut pembinaan dan pengembangan organisasi, baik di dalam (intern) maupun ke luar (ekstern). Pembinaan dan pengembangan yang bersifat internal diarahkan pada penataan, pelaksanaan serta pengawasan organisasi, sehingga secara bertahap akan dicapai keadaan sebagai berikut:
a. Terbinanya mental pimpinan dan atau mekanisme kerja kepemimpinan sehingga secara bertahap akan terwujud suasana tata kepemimpinan.
b. Terbinanya administrasi organisasi dan atau mekanisme keorganisasian sehingga secara bertahap akan terwujud suasana tata keorganisasian.
c. Terbinanya program dan kegiatan sehingga secara bertahap akan terwujud suasana tata kegiatan.
Pembinaan dan pengembangan organisasi yang bersifat eksternal diarahkan pada pemantapan organisasi secara bertahap sehingga tercapai suasana sebagai berikut:
a. Terbinanya kepemimpinan IMM yang tertib, baik vertikal maupun horisontal dalam rangka pelaksanaan program untuk mencapai tujuan IMM.
b. Terbinanya peran aktif IMM sebagai organisasi otonom Muhammadiyah dalam meningkatkan fungsinya sebagi pelopor, pelangsung dan penyempurna cita-cita dan amal usaha Muhammadiyah serta dapat bekerja sama dengan AMM lainnya.
c. Terbinanya peran aktif IMM sebagai salah satu organisasi atau gerakan mahasiswa Muslim yang mampu menghimpun dan menyalurkan serta mengembangkan aspirasi, minat dan bakat mahasiswa muslim.
d. Terbinanya peran aktif IMM sebagai salah satu ormas kepemudaan di tengah-tengah dinamika kancah kehidupan kepemudaan dan kebangsaan.
e. Terjalinnya komunikasi mutualistik IMM dengan pemerintah serta lembaga OKP-OKP lainnya.

E. Modal Dasar dan Faktor Dominan

1. Modal Dasar
Modal dasar merupakan potensi obyektif lingkungan IMM yang menjadi modal pertama untuk menggerakkan dan berjuang untuk organisasi.
Modal Dasar IMM dalam kiprahnya adalah :
a. Para mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia.
b. Para mahasiswa yang berada di perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi lainnya yang menyetujui maksud dan tujuan IMM.
c. Karakteristik umum potensi mahasiswa Muhammadiyah sebagai generasi muda potensial yang memiliki potensi dasar aqidah Islam yang menjadi sumber motivasi, kompetensi dasar kemanusiaan dan intelektual.
2. Faktor-Faktor Dominan
a. Berdirinya perguruan tinggi Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia.
b. Tersedianya sumber dana yang potensial dari anggota-anggotanya yang ada di lingkungan perguruan tinggi Muhammadiyah.
c. Kerjasama dan dukungan dari berbagai organ-organ institusi lain di luar Muhammadiyah.
BAB III
POLA UMUM KEBIJAKAN JANGKA PANJANG
Berdasarkan pada Pola Dasar Kebijakan, maka disusun pola umum kebijakan jangka panjang yang meliputi lima periode Muktamar (Muktamar XI – XV) sebagai upaya pengarahan dalam melaksanakan pembinaan mahasiswa dalam menuju tercapainya tujuan IMM.
A. Latar Belakang
Perkembangan jaman yang semakin mengarah kepada terbentuknya budaya global dalam berbagai sektor telah menarik sedemikian rupa seluruh komponen masyarakat terlibat di dalamnya. Kecenderungan globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan membawa dampak negatif dan positif dalam setiap muatan yang ditawarkannya.
Dalam keadaan demikian seluruh komponen masyarakat dan bangsa yang memiliki kapabelitas tinggi akan mampu menjadi subyek penentu yang memenangkan seluruh penawaran alternatif pemenuhan kebutuhan manusia dan orientasi hidupnya. Sebaliknya institusi dan komponen masyarakat dan bangsa yang tidak memiliki kapabelitas tinggi akan menjadi obyek sasaran pasar dunia dengan segala konsekuensinya.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai institusi sosial intelektual memiliki tingkat kemungkinan yang sangat besar untuk terlibat dalam kancah globalisasi yang terjadi. Sejauh mana IMM sebagai Social Movement berperan memainkan dalam arena kehidupan globalisasi. Diharapkan tingkat kemampuan IMM memberikan penawaran serta tanggapan terhadap setiap tantangan yang dihadapi.
Secara umum IMM akan semakin berperan bila ditopang oleh dua sisi kekuatan yang berjalan secara simultan dalam gerakannya. Kekuatan pertama merupakan daya tahan institusional yang dibangun secara sistematik dalam keseluruhan perangkat internalnya. Kekuatan kedua merupakan kemampuan Ikatan dalam membangun citra diri memainkan peranan di tengah-tengah persaingan yang tengah dan sedang berlangsung.
Hal ini harus dijawab dengan pemilihan aktivitas yang secara programatik dituangkan dalam kebijakan program kegiatannya. Program yang sistematik akan memberikan visi dan arah yang jelas terhadap perjalanan organisasi dalam setiap periode kepemimpinannya.
Maka disusunlah pola umum kebijakan program jangka panjang yang akan menjadi panduan kegiatan IMM selama 15 tahun kedepan yang diterjemahkan dalam pilihan (prioritas) program jangka pendek per-Muktamar.
B. Arah Kebijakan Jangka Panjang
1. Kebijakan jangka panjang dilaksanakan dalam rangka terciptanya akademisi Islam yang berakhlaq mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah, yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
2. Kebijakan jangka panjang dilaksanakan secara bertahap, berencana dan berkesinambungan diarahkan untuk mencapai maksud dan tujuan IMM yang lebih progresif.
3. Kebijakan IMM jangka panjang ditetapkan selama lima kali pelaksanaan Muktamar IMM yang dilaksanakan secara bertahap, berencana dan berkesinambungan melalui program per-periode Muktamar dari mulai periode Muktamar XI sampai Muktamar XV. Masing-masing tahapan memiliki sasaran khusus dalam kerangka sasaran program jangka panjang.
4. Dalam melaksanakan program jangka panjang, segala kemampuan dan potensi yang dimiliki anggota dan organisasi harus dimanfaatkan semaksimal mungkin disertai dengan kebijakan dan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan potensi tersebut.
5. Pelaksanaan program jangka panjang mengandung prinsip keseimbangan antara pencapaian target dan proses. Artinya harus senantiasa memperhatikan dan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh IMM diberbagai tingkatan, berkualitas dan berpotensi setempat dan proses yang melingkupi pelaksanaan program itu sendiri sehingga tidak berorientasi pada pencapaian hasil semata-mata.

C. Sasaran Kebijakan

1. Sasaran Utama
Sasaran utama program jangka panjang IMM diarahkan pada upaya perumusan visi dan peran sosial politik IMM memasuki abad XXI. Hal ini ditetapkan dalam rangka memantapkan keberadaan IMM demi tercapainya tujuan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
Pola pengembangan jangka panjang tahap II yang diputuskan dalam Muktamar VII IMM di Purwokerto. Rumusan program jangka panjang yang dimaksud (hasil Muktamar VII) menetapkan strategi pembinaan dalam 6 (enam) tahapan secara sistematis yaitu konsolidasi organisasi, konsolidasi pimpinan, pemantapan institusi dan mekanisme organisasi, pelaksanaan distribusi kader, kristalisasi internal dan kristalisasi eksternal.
Sasaran tersebut dilaksanakan secara bertahap, berencana dan berkesinambungan selama lima periode Muktamar :
a. Periode Muktamar IX : diarahkan pada perkembangan pemantapan konsolidasi internal baik konsolidasi organisasi, pimpinan dan program dengan peningkatan upaya membangun kualitas institusional yang mantap menghadapi perkembangan situasi politik nasional yang semakin dinamis, serta pemantapan mekanisme kaderisasi.
b. Periode Muktamar X : diarahkan pada penguatan orientasi perkaderan dengan peningkatan mutu sumber daya kader sebagai lokomatif utama kekuatan organisasi dalam transformasi sosial masyarakat.
c. Periode Muktamar XI : diarahkan pada penguatan peran institusi organisasi baik internal (pelopor, pelangsung dan penyempurna cita-cita amal usaha Muhammadiyah) maupun eksternal (kader umat dan kader bangsa).
d. Periode Muktamar XII : diarahkan pada pemantapan peran Ikatan dalam wilayah kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara memasuki era globalisasi yang lebih luas.
e. Periode Muktamar XIII : diarahkan pada pemberdayaan institusi organisasi serta pemantapan peranan dalam kehidupan sosial politik.
2. Sasaran Khusus
Sasaran khusus yang ingin dicapai dalam masing-masing bidang pelaksanaan program bidang adalah :
a. Bidang Organisasi
X (2001 – 2003) : Konsolidasi internal, penguatan institusi organisasi, penguatan orientasi perkaderan dan penumbuhan jati diri sebagai agen perubahan sosial.
XI (2006-2008) : Penguatan orientasi keilmuan, pemantapan dan kristalisasi kader, peran strategis dalam proses umat kebangsaan.
XII (2006 – 2009) : Penguatan peran institusional organisasi secara internal dan gerakan pemantapan intelektual, serta peran strategis dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
XIII (2009 – 2012) : Pemberdayaan institusi organisasi dalam jaringan kerja trans nasional dan pemantapan kerja lintas sektoral.
XIV (2012 – 2015) : Konsolidasi internal, penguatan kerja strategis lintas sektoral dan pemantapan peran institusional organisasi dalam jaringan kerja trans nasional.
Bidang organisasi diarahkan pada tercapainya struktur dan fungsi organisasi serta mekanisme kepemimpinan yang mantap dan mendukung gerakan Ikatan dalam mencapai tujuannya. Program konsolidasi gerakan IMM juga diarahkan pada terciptanya kekuatan gerak IMM baik kedalam maupun keluar sebagai modal penggerak bagi pengembangan gerakan IMM.
b. Bidang Kader
Bidang Kader diarahkan pada penguatan tri kompetensi dasar (aqidah, intelektual dan humanitas) yang secara dinamis mampu menempatkan diri sebagai agen pelaku perubahan sosial masyarakat.
c. Bidang Keilmuan
Bidang Keilmuan diarahkan pada peningkatan budaya keilmuan serta penguatan paradigma ilmu yang melandasi setiap agenda aksi gerakan IMM menyikapi tantangan jaman. Penguatan paradigma science sebagai perangkat kerja teknologi dan pengembangan IPTEK di lingkungan IMM.
d. Bidang Hikmah
Bidang Hikmah diarahkan pada penguatan peran sosial-politik IMM di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya dalam peran serta sosial politik generasi muda. Pemetaan basis data sosial politik dan budaya, penguatan peran intelektual kader, laboratorium politik dengan pengayaan khazanah sosial politik dan budaya.
e. Bidang Sosial Ekonomi
Bidang Sosial Ekonomi diarahkan pada penumbuhan dan pengembangan budaya wiraswasta di lingkungan IMM, terutama dalam pengembangan dan memberdayakan potensi ekonomi umat.
f. Bidang Immawati
Bidang Immawati diarahkan pada upaya penguatan jati diri dan peran aktif potensi sumberdaya puteri dalam transformasi sosial menuju masyarakat utama.
g. Bidang Dakwah
Bidang Dakwah diarahkan pada gerakan dakwah Islam bernuansa pencerahan dan menggembirakan masjid kampus sebagai basis gerakan dakwah IMM.


BAB IV
KEBIJAKAN IMM PERIODE MUKTAMAR XII
A. Latar Belakang
B. Prioritas
C. Target
D. Kebijakan Program IMM
I. Program Umum
II. Program per Bidang
(Catatan : untuk uraian masalah ini disesuaikan dengan Rancangan Program Kerja yang diajukan dalam Muktamar)
BAB V
PELAKSANAAN
Kebijakan program IMM merupakan perincian dari pola dasar kebijakan dan pola umum kebijakan jangka panjang IMM dalam pelaksanaannya melibatkan seluruh tingkatan pimpinan IMM.
Keterlibatan seluruh bagian sumber daya Ikatan dalam rangka merealisasi kebijakan program merupakan modal utama terwujudnya aktivitas organisasi yang mandiri, mantap dan sistematis.
Orientasi pelaksanaan program tidak terlepas dari muatan prinsip-prinsip seperti yang telah ditetapkan dimuka. Akselerasi dan apresiasi pimpinan terhadap program menjadi hal yang penting yang harus diperhatikan. Dengan ini diharapkan dinamika organisasi dalam menerjemahkan program sesuai kepentingan dan kebutuhan masing-masing pimpinan akan semakin meningkat.
BAB VI
PENUTUP
Garis-Garis Besar Haluan Organisasi ini disusun untuk menjadi acuan gerakan Ikatan di setiap struktur kepemimpinan dalam menjalankan aktivitasnya. Dengan panduan GBHO diharapkan keserasian gerak Ikatan secara nasional dapat diwujudkan. Hal ini akan mendukung percepatan dinamika organisasi mendekati tujuan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Billahi fii sabilihaq fastabiqul khairat
AR-RAHMAN MAHA PEMURAH AR-RAHIM MAHA PENGASIH AL-MALIK MAHA AGUNG AL-QUDDUS MAHA SUCI AS-SALAM MAHA SELAMAT SEJAHTERA AL-MUKMIN MAHA MELIMPAHKAN KEAMANAN AL-MUHAIMIN MAHA PENGAWAL & PENGAWAS AL-AZIZ MAHA BERKUASA AL-JABBAR MAHA KUAT AL-MUTAKABBIR MAHA MEMILIKI KEBESARAN AL-KHALIQ MAHA PENCIPTA AL-BARI MAHA MENJADIKAN AL-MUSAWWIR MAHA PEMBENTUK AL-GHAFFAR MAHA PENGAMPUN AL-QAHHAR MAHA MENENTUKAN AL-WAHHAB MAHA PEMBERI AR-RAZZAQ MAHA PEMBERI REZEKI AL-FATTAH MAHA PEMBUKA AL-ALIM MAHA MENGETAHUI AL-QABIDH MAHA PENGEKANG AL-BASIT MAHA MELIMPAHKAN NIKMAT AL-HAFIDD MAHA MERENDAHKAN AR-RAFI’ MAHA MENINGGIKAN AL-MU’IZ MAHA MEMULIAKAN AL-MUZIL MAHA MENGHINAKAN AS-SAMI’ MAHA MENDENGAR AL-BASIR MAHA MELIHAT AL-HAKAM MAHA PENGHUKUM AL-‘ADL MAHA ADIL AL-LATIF MAHA LEMBUT AL-KHABIR MAHA MENGETAHUI AL-HALIM MAHA PENYANTUN/SABAR AL-‘AZIM MAHA AGUNG AL-GHAFUR MAHA PENGAMPUN ASY-SYAKUR MAHA BERSYUKUR AL-‘ALIY MAHA TINGGI AL-KABIR MAHA BESAR AL-HAFIZ MAHA PEMELIHARA AL-MUQIT MAHA PENJAGA AL-HASIB MAHA PENGHITUNG AL-JALIL MAHA SEMPURNA AL-KARIM MAHA PEMURAH AR-RAQIB MAHA MENGAWASI AL-MUJIB MAHA MENGABULKAN AL-WASI’ MAHA LUAS AL-HAKIM MAHA BIJAKSANA AL-WADUD MAHA MENGASIHANI AL-MAJID MAHA MULIA AL-BA’ITS MAHA MEMBANGKITKAN ASY-SYAHID MAHA MENYAKSIKAN AL-HAQ MAHA BENAR AL-WAKIL MAHA PENTADBIR AL-QAWIY MAHA KUAT AL-WALIY MAHA PELINDUNG AL-MATIN MAHA TEGUH AL-HAMID MAHA TERPUJI AL-MUHSI MAHA PENGHITUNG AL-MUBDI MAHA MEMULAI AL-MU’ID MAHA MENGEMBALIKAN AL-MUHYI MAHA MENGHIDUPKAN AL-MUMIT MAHA MEMATIKAN AL-HAYY MAHA HIDUP AL-QAYYUM MAHA BERDIRI SENDIRI AL-WAJID MAHA PENEMU AL-MAJID MAHA MULIA AL-WAHID MAHA ESA AL-AHAD MAHA ESA (SATU) AS-SAMAD TEMPAT BERGANTUNG AL-QADIR MAHA BERUPAYA AL-MUKTADIR MAHA BERKUASA AL-MUKADDIM MAHA MENYEGERAKAN AL-MUAKHIR MAHA MENGAKHIRKAN AL-AWWAL YANG PERTAMA AL-AKHIR YANG AKHIR AZ-ZAHIR YANG ZAHIR AL-BATIN YANG BATIN AL-WALI YANG MEMERINTAH AL-MUTA’ALI MAHA TINGGI & MULIA AL-BARR MAHA BAIK AT-TAWWAB MAHA PENERIMA TAUBAT AL-MUNTAQIM MAHA PENGHUKUM AL-‘AFUW MAHA PEMAAF AR-RAUF MAHA BELAS KASIHAN MALIKUL-MULK MAHA PEMILIK KERAJAAN DZUL-JALALI MAHA MEMILIKI KEAGUNGAN & KEMULIAAN AL-MUQSIT PEMILIK KEADILAN AL-JAMI’ MAHA MENGUMPULKAN AL-GHANIY MAHA KAYA AL-MUGHNI YANG MAHA MEMAKMURKAN AL-MANI’ MAHA PENCEGAH AD-DARR MAHA MENDATANGKAN AN-NAFI’ YANG MEMBERI MANFAAT AN-NUR MAHA PEMBERI CAHAYA AL-HADI MAHA PEMBERI PETUNJUK AL-BADI’ MAHA PENCIPTA KEINDAHAN AL-BAQI MAHA KEKAL AR-WARITS MAHA MEWARISI AR-RASYID MAHA PEMBERI PETUNJUK AS-SABUR MAHA PENYABAR

kata mutiara: Janganlah kamu mencintai sesuatu melebihi kecintaa...

kata mutiara: Janganlah kamu mencintai sesuatu melebihi kecintaa...: Janganlah kamu mencintai sesuatu melebihi kecintaanmu kepada Allah, karena hanya akan membuatmu hidup menderita...

Kamis, 20 Juni 2013

Hari Kiamat Menrut Teori Ilmu Alam dan Islam

Assalamu'alaikum, Sobat MWB-ers yang dirahmati Allah. Setiap orang mu'min yang beriman pasti meyakini akan datangnya hari kiamat. Mengenai kapan datangnya hari tersebut, tidak ada suatu makhluk pun yang mengetahuinya karena hal itu merupakan rahasia Allah SWT. Namun manusia dengan akal pikiranya dapat mengingat tanda-tanda hari kiamat yang telah dijelaskan oleh Allah dan dapat membaca fenomena alam serta membuktikanya melalui teori ilmu alam diantaranya menurut ilmu astronomi, geologi dan fisika berikut ini : a. Menurut Astronomi, bumi yang kita diami ini dan planet-planet lain dari tata, surya beredar di angkasa mengelilingi matahari. Peredaran itu berjalan rapi tanpa terjadi benturan, itu tiada lain karena diatur dengan sempurna oleh Maha Pencipta berupa daya tarik-menarik antara planet-planet lain dengan perimbangan yang serasi. Namun menurut ilmu alam, daya tarik-menarik itu tidaklah selamanya utuh. Kian lama kian surut akhirnya habis sama sekali. Maka dapat kita bayangkan apa yang terjadi andaikata suatu saat keseimbangan daya tarik-menarik itu telah tiada lagi, maka bumi kita ini akan bertubrukan dengan planet-planet lain, atau meluncur dengan kecepatan yang maha dahsyat menubruk matahari. Kejadian itu dapat menjadikan semua yang ada dibumi ini hancur lebur sebagaimana telah dijelaskan dalam kitab suci Al Qur'an pada Surah Al Qariah. b. Menurut geologi, bumi ini terbentuk oleh semacam gas panas (nebula). Gas itu makin lama makin dingin dalam waktu jutaan tahun, sehingga membeku dan menjadi padat seperti saat ini. Namun, dalam perut bumi masih tersimpan gas-gas panas yang menurut sifatnya berkembang dan mendesak ke arah luar, dan bumi tidak meletus karena ada tekanan dari luar (atmosfir) dan dari dalam bumi seimbang. Tetapi, setiap benda panas lama-lama akan menjadi dingin, demikian juga gas yang ada di perut bumi lama-lama akan cair, beku, dan tekananya berkurang bahkan lenyap sama sekali. Peristiwa itu akan menyebabkan bumi ini pecah oleh atmosfir dari luar, hingga isinya pun terpencar berhamburan sebagaimana telah dijelaskan pada Surah Al Zalzalah dalam kitab suci Al Quran. c. Menurut ilmu Fisika, letak matahari diperkirakan 150.000.000 km jauhnya dari bumi. Sinarnya sampai ke bumi memakan waktu selama 8 menit 20 sekon. Garis tengahnya sama dengan 1,4 juta km dan luar permukannya = 616 x 1010 km. Para fisikawan telah menghitung energi matahari yang dipancarkanya = 5,7 x 1027 Kalori/menit dan mampu menyala selama 50 milyar tahun, dengan panas 15 juta derajat celcius. Melihat besarnya jasa matahari yang luar biasa itu, seyogyanya kita merenung bagaimana jika matahari meredup dan berkurang cahayanya? Bagaimana jika matahari tidak bersinar lagi karena energi atau panasnya tiba-tiba habis? Bagaimana jika tidak ada siang-malam? Apakah kiamat akan benar-benar terjadi? Bagi kita umat Islam, pertanyaan-pertanyaan diatas sudah ada jawabanya, yaitu Firman Allah SWT dalam Surah At Takwir ayat 1-6, yang menerangkan tentang kejadian yang dahsya di kemudian hari. Selain itu, Rasulullah SAW pun telah bersabda : "Barangsiapa yang ingin melihat malapetaka yang paling dahsyat seakan melihat dengan mata kepala sendiri, maka bacalah surah At Takwir, Al Infithar dan Al Insyiqaq." (HR. Ahmad dan Al Hakim) Demikianlah postingan kali ini mengenai hari akhir. Kita sebagai umat yang percaya, wajib mempersiapkan diri dengan memperbanyak amal ibadah, iman, dan taqwa kita kepada Allah SWT.

Minggu, 16 Juni 2013

Sejarah Islam

Sejarah Islam adalah sejarah agama Islam mulai turunnya wahyu pertama pada tahun 622 yang diturunkan kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira, Arab Saudi sampai dengan sekarang. Daftar isi 1 Pendahuluan 2 Nabi Muhammad 3 Perkembangan Islam 3.1 Khulafaur Rasyidin 3.2 Kerajaan Bani Ummaiyyah 3.3 Kerajaan Bani Abbasiyyah 3.4 Kerajaan Turki Utsmani 4 Islam di Indonesia Pendahuluan Risalah Islam dilanjutkan oleh Nabi Muhammad saw. di Jazirah Arab pada abad ke-7 ketika Nabi Muhammad s.a.w. mendapat wahyu dari Allah swt. Setelah wafatnya nabi Muhammad s.a.w. kerajaan Islam berkembang hingga Samudra Atlantik di barat dan Asia Tengah di Timur. Hingga umat Islam berpecah dan terdapat banyak kerajaan-kerajaan Islam lain yang muncul. Namun, kemunculan kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Umayyah, Abbasiyyah, Turki Seljuk, dan Kekhalifahan Ottoman, Kemaharajaan Mughal, India,dan Kesultanan Melaka telah menjadi kerajaaan yang besar di dunia. Banyak ahli-ahli sains, ahli-ahli filsafat dan sebagainya muncul dari negeri-negeri Islam terutama pada Zaman Emas Islam. Karena banyak kerajaan Islam yang menjadikan dirinya sekolah. Pada abad ke-18 dan ke-19, banyak kawasan-kawasan Islam jatuh ke tangan Eropa. Setelah Perang Dunia I, Kerajaan Turki Utsmani yang merupakan kerajaan Islam terakhir tumbang. Nabi Muhammad !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Muhammad Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah kawasan yang sangat mundur. Kebanyakkan orang Arab merupakan penyembah berhala dan yang lain merupakan pengikut agama Kristen dan Yahudi. Mekah ketika itu merupakan tempat suci bagi bangsa Arab. karena di tempat tersebut terdapat berhala-berhala agama mereka dan juga terdapat Sumur Zamzam dan yang paling penting adalah Ka'bah. Nabi Muhammad saw dilahirkan di Makkah pada Tahun Gajah yaitu pada tanggal 12 Rabi'ul Awal atau pada tanggal 20 April (570 atau 571 Masehi). Nabi Muhammad merupakan seorang anak yatim sesudah ayahnya Abdullah bin Abdul Muttalib meninggal ketika ia masih dalam kandungan dan ibunya Aminah binti Wahab meninggal dunia ketika ia berusia 7 tahun. Kemudian ia diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib. Setelah kakeknya meninggal ia diasuh juga oleh pamannya yaitu Abu Talib. Nabi Muhammad kemudiannya menikah dengan Siti Khadijah ketika ia berusia 25 tahun. Ia pernah menjadi penggembala kambing. Nabi Muhammad pernah diangkat menjadi hakim. Ia tidak menyukai suasana kota Mekah yang dipenuhi dengan masyarakat yang memiliki masalah sosial yang tinggi. Selain menyembah berhala, masyarakat Mekah pada waktu itu juga mengubur bayi-bayi perempuan. Nabi Muhammad banyak menghabiskan waktunya dengan menyendiri di gua Hira untuk mencari ketenangan dan memikirkan masalah penduduk Mekah. Ketika Nabi Muhammad berusia 40 tahun, ia didatangi oleh Malaikat Jibril. Setelah itu ia mengajarkan ajaran Islam secara diam-diam kepada orang-orang terdekatnya yang dikenal sebagai "as-Sabiqun al-Awwalun(Orang-orang pertama yang memeluk agama Islam)" dan selanjutnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah. Pada tahun 622, Nabi Muhammad dan pengikutnya pindah dari Mekah ke Madinah. Peristiwa ini dinamai Hijrah. Semenjak peristiwa itu dimulailah Kalender Islam atau kalender Hijriyah. Penduduk Mekah dan Madinah ikut berperang bersama Nabi Muhammad saw. dengan hasil yang baik walaupun ada di antaranya kaum Islam yang tewas. Lama kelamaan para muslimin menjadi lebih kuat, dan berhasil menaklukkan Kota Mekah. Setelah Nabi Muhammad s.a.w. wafat, seluruh Jazirah Arab di bawah penguasaan Islam. Perkembangan Islam Jazirah Arab Secara umum Sejarah Islam setelah meninggalnya Nabi Muhammad telah berkembang secara luas di seluruh dunia. Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, dan Kesultanan Utsmaniyah boleh dikatakan penyambung kekuatan Islam setelah pemerintahan Khulafaur Rasyidin. Khulafaur Rasyidin !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Khulafaur Rasyidin 632 M - Wafatnya Nabi Muhammad dan Abu Bakar diangkat menjadi khalifah. Usamah bin Zaid memimpin ekspedisi ke Syria. Perang terhadap orang yang murtad yaitu Bani Tamim dan Musailamah al-Kadzab. 633 M - Pengumpulan Al Quran dimulai. 634 M - Wafatnya Abu Bakar. Umar bin Khatab diangkat menjadi khalifah. Penaklukan Damaskus. 636 M - Peperangan di Ajnadin atas tentara Romawi sehingga Syria, Mesopotamia, dan Palestina dapat ditaklukkan. Peperangan dan penaklukan Kadisia atas tentara Persia. 638 M - Penaklukan Baitulmuqaddis oleh tentara Islam. Peperangan dan penkalukan Jalula atas Persia. 639 M - Penaklukan Madain, kerajaan Persia. 640 M - Kerajaan Islam Madinah mulai membuat mata uang Islam. Tentara Islam megepung kota Alfarma, Mesir dan menaklukkannya. 641 M - Penaklukan Mesir 642 M - Penaklukan Nahawand, kerajaan Persia dan Penaklukan Persia secara keseluruhan. 644 M - Umar bin Khatab mati syahid akibat dibunuh. Utsman bin Affan menjadi khalifah. 645 M - Cyprus ditaklukkan. 646 M - Penyerangan Byzantium di kota Iskandariyah Mesir. 647 M - Angkatan Tentara Laut Islam didirikan & diketuai oleh Muawiyah Abu Sufyan. Perang di laut melawan angkatan laut Byzantium. 648 M - Pemberontakan menentang pemerintahan Utsman bin Affan. 656 M - Utsman mati akibat dibunuh. Ali bin Abi Talib dilantik menjadi khalifah. Terjadinya Perang Jamal. 657 M - Ali bin Abi Thalib memindahkan pusat pemerintahan dari Madinah ke Kufah. Perang Shifin meletus. 659 M - Ali bin Abi Thalib menyerang kembali Hijaz dan Yaman dari Muawiyah. Muawiyah menyatakan dirinya sebagai khalifah Damaskus. 661 M - Ali bin Abi Thalib mati dibunuh. Pemerintahan Khulafaur Rasyidin berakhir. Hasan (Cucu Nabi Muhammad) kemudian diangkat sebagai Khalifah ke-5 Umat Islam menggantikan Ali bin Abi Thalib. 661 M - Setelah sekitar 6 bulan Khalifah Hasan memerintah, 2 kelompok besar pasukan Islam yaitu Pasukan Khalifah Hasan di Kufah dan pasukan Muawiyah di Damsyik telah siap untuk memulai suatu pertempuran besar. Ketika pertempuran akan pecah, Muawiyah kemudian menawarkan rancangan perdamaian kepada Khalifah Hasan yang kemudian dengan pertimbangan persatuan Umat Islam, rancangan perdamaian Muawiyah ini diterima secara bersyarat oleh Khalifah Hasan dan kekhalifahan diserahkan oleh Khalifah Hasan kepada Muawiyah. Tahun itu kemudian dikenal dengan nama Tahun Perdamaian/Persatuan Umat (Aam Jamaah) dalam sejarah Umat Islam. Sejak saat itu Muawiyah menjadi Khalifah Umat Islam yang kemudian dilanjutkan dengan sistem Kerajaan Islam yang pertama yaitu pergantian pemimpin (Raja Islam) yang dilakukan secara turun temurun (Daulah Umayyah) dari Daulah Umayyah ini kemudian berlanjut kepada Kerajaan-Kerajaan Islam selanjutnya seperti Daulah Abbasiyah, Fatimiyyah, Usmaniyah dan lain-lain. Kerajaan Bani Ummaiyyah !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kekhalifahan Umayyah 661 M - Muawiyah menjadi khalifah dan mndirikan Kerajaan Bani Ummaiyyah. 669 M - Persiapan perang melawan Konstantinopel 670 M - Penaklukan Kabul. 677 M - Penyerangan Konstantinopel yang pertama namun gagal. 679 M - Penyerangan Konstantinopel yang kedua namun gagal karena Muawiyah meninggal di tahun 680. 680 M - Kematian Muawiyah. Yazid I menaiki tahta. Peristiwa pembunuhan Husain bin Ali di Karbala. 685 M - Khalifah Abdul Malik menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi kerajaan. 700 M - Tentara Islam melawan kaum Barbar di Afrika Utara. 711 M - Penaklukan Sepanyol, Sind, dan Transoxiana. 712 M - Tentara Bani Ummayyah ke Spanyol, Sind, dan Transoxiana. 713 M - Penaklukan Multan. 716 M - Serangan kepada Konstantinopel. 717 M - Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah. Pembaharuan yang hebat dijalankan. 725 M - Tentara Islam melawan Nimes di Perancis. 749 M - Kekalahan tentera Ummayyah di Kufah, Iraq ditangan tentara Abbasiyyah. 750 M - Damaskus ditaklukkan oleh tentera Abbasiyyah. Runtuhnya Kerajaan Bani Ummaiyyah. Kerajaan Bani Abbasiyyah !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kekhalifahan Abbasiyah 752 M - Berdirinya Kerajaan Bani Abbasiyyah. 755 M - Pemberontakan Abdullah bin Ali. Pembunuhan Abu Muslim. 756 M - Abd ar-Rahman I mendirikan Kerajaan Bani Ummaiyyah di Spanyol. 763 M - Pendirian kota Baghdad. Kekalahan tentara Abbasiyyah di Spanyol. 786 M - Harun ar-Rasyid menjadi Khalifah. 792 M - Penyerangan selatan Perancis. 800 M - Aljabar diciptakan oleh Al-Khawarizmi. 805 M - Perlawanan atas Byzantium. Penyerangan Pulau Rhodes dan Cyprus. 809 M - Kematian Harun ar-Rasyid. Al-Amin diangkat menjadi khalifah. 814 M - Perang saudara antara Al-Amin dan Al-Ma'mun. Al-Amin terbunuh dan Al-Ma'mun menjadi khalifah. 1000 M - Masjid Besar Cordoba siap dibangun. 1005 M - Multan dan Ghur ditaklukkan. 1055 M - Baghdad diserang oleh tentara Turki Seljuk. Pemerintahan Abbasiyyah-Seljuk dimulai, yang berdiri sampai tahun 1258 ketika tentara Mongol memusnahkan Baghdad. 1085 M - Tentara Kristen menyerang Toledo (di Spanyol). 1091 M - Bangsa Norman menyerang Sicilia, pemerintahan Islam di sana berakhir. 1095 M - Perang Salib pertama dimulai. 1099 M - Tentara Salib menaklukkan Baitul Maqdis. Mereka membunuh semua penduduknya. 1144 M - Nuruddin Zengi menaklukkan Edessa dari tentera Kristian. Perang Salib kedua berlaku. 1187 M - Salahuddin Al-Ayubbi menaklukkan Baitulmuqaddis dari tentera Salib. Perang Salib ketiga berlaku. 1194 M - Pasukan Muslim menaklukkan Delhi, India. 1236 M - Pasukan Kristen menaklukkan Cordoba (di Spanyol). 1258 M - Pasukan Mongol menyerang dan memusnahkan Baghdad. Ribuan penduduk terbunuh. Runtuhnya Baghdad. Tamatnya pemerintahan Kerajaan Bani Abbasiyyah-Seljuk. 1260 M - Kebangkitan Islam. Kerajaan Bani Mamluk di Mesir (merupakan pertahanan Islam yang ketiga terakhir setelah Makkah & Madinah) pimpinan Sultan Saifuddin Muzaffar Al-Qutuz mengalahkan pasukan Mongol di dalam pertempuran di Ain Jalut. Kerajaan Turki Utsmani !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kesultanan Utsmaniyah 1243 M - Bangsa Turki yang hidup secara nomad menetap secara tetap di Asia Kecil. 1299 M - Sebuah wilayah pemerintahan kecil Turki di bawah Turki Seljuk didirikan di barat Anatolia. 1301 M - Osman I menyatakan dirinya sebagai sultan. Berdirinya Kerajaan Turki Usmani. 1345 M - Turki Seljuk menyeberangi Selat Bosporus. 1389 M - Tentara Utsmani menewaskan tentara Serb di Kosovo. 1402 M - Timurlane, Raja Tartar (Mongol) menumpaskan tentera Uthmaniyyah di Ankara. 1451 M - Sultan Muhammad al-Fatih menjadi pemerintah. 1453 M - Constantinople ditaklukkan oleh tentara Islam pimpinan Sultan Muhammad al-Fatih. Berakhirnya Kerajaan Byzantium. 1520 M - Sultan Sulaiman al-Qanuni dilantik menjadi sultan. 1526 M - Perang Mohacs 1529 M - Serangan dan kepungan ke atas Vienna. 1571 M - Perang Lepanto terjadi. 1641 M - Pemerintahan Sultan Muhammad IV 1683 M - Serangan dan kepungan ke atas Vienna untuk yang kedua kalinya. 1687 M - Sultan Muhammad IV meninggal dunia. 1703 M - Pembaharuan kebudayaan di bawah Sultan Ahmed III. 1774 M - Perjanjian Kucuk Kaynarca. 1792 M - Perjanjian Jassy. 1793 M - Sultan Selim III mengumumkan "Pentadbiran Baru". 1798 M - Napoleon mencoba untuk menaklukkan Mesir. 1804 M - Pemberontakan dan kebangkitan bangsa Serbia pertama. 1815 M - Pemberontakan dan kebangkitan bangsa Serbia kedua. 1822 M - Bermulanya perang kemerdekaan Greece. 1826 M - Pembunuhan massal tentara elit Janissari. Kekalahan tentera laut Uthmaniyyah di Navarino. 1829 M - Perjanjian Adrianople. 1830 M - Berakhirnya perang kemerdekaan Greece. 1841 M - Konvensyen Selat. 1853 M - Dimulainya Perang Crimea. 1856 M - Berakhirnya Perang Crimea. 1878 M - Kongres Berlin. Serbia dan Montenegro diberi kemerdekaan. Bulgaria diberi kuasa autonomi. 1912 M - Perang Balkan pertama. 1913 M - Perang Balkan kedua. 1914 M - Kerajaan Turki Utsmani memasuki Perang Dunia I sebagai sekutu kuasa tengah. 1919 M - Mustafa Kemal Atatürk mendarat di Samsun. 1923 M - Sistem kesultanan dihapuskan. Turki menyatakan sebagai sebuah Republik. 1924 M - Khalifah dihapus. Berakhirnya pemerintahan Kerajaan Turki Utsmani. Islam di Indonesia !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Islam di Nusantara Islam telah dikenal di Indonesia pada abad pertama Hijriyah atau 7 Masehi, meskipun dalam frekuensi yang tidak terlalu besar hanya melalui perdagangan dengan para pedagang muslim yang berlayar ke Indonesia untuk singgah untuk beberapa waktu. Pengenalan Islam lebih intensif, khususnya di Semenanjung Melayu dan Nusantara, yang berlangsung beberapa abad kemudian. Agama islam pertama masuk ke Indonesia melalui proses perdagangan, pendidikan dan lain-lain. Tokoh penyebar agama islam adalah walisongo antara lain, Sunan Ampel Sunan Bonang Sunan Muria Sunan Gunung Jati Sunan Kalijaga Sunan Giri Sunan Kudus Sunan Drajat Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)