Ketika kita menempatkan intelektual hanya sebatas pengetahuan semata, maka
yang ada adalah kekeliruan yang akan menjerumuskan seseorang untuk berpihak
kepada apa yang kuat dan bukan kepada apa yang benar atau disebut oleh Boni
Hargens sebagai intelektual tukang yang setiap analisisnya ditentukan
kepentingan kekuasaan dan ditakar dengan uang dengan kata lain mereka bekerja
untuk kepentingan politik-kekuasaan. Intelektual yang benar-benar intelektual
sejati adalah mereka yang bekerja untuk kepentingan ilmu pengetahun, kebenaran,
kebaikan bersama (bonum commune) atas landasan ilmu dan moralitas.
Senada dengan itu menurut Sarumpaet (2005) keberadaan dan perananan kaum
intelektual menjadi penting lantaran langkahnya punya dasar berpijak yang di
dalamnya menyimpan gagasan untuk perbaikan menghadapi masa depan. Maka, di mana
pun di dunia ini, kaum intelektual kerap bertindak sebagai pioner, perintis,
dan pemberi pencerahan atas kehidupan manusia.”
IMMawati Bangkit dalam berbagai Aspek kratifitas, sebagai motifator, penyiap alat perang, serta mampu menjaga aib Ikatan dalam situasi yang tegang.. ”IMMawati kedepan diharapkan mampu menjadi kreator-kreator sejati dengan membawa nilai-nilai profetisme gerakan dalam melakukan proses perubahan secara terpadu dan berkesinambungan, sehingga kedepan gerakan IMMawati mampu berakselerasi dengan kondisi zaman yang ada,
IMMawati Bangkit dalam berbagai Aspek kratifitas, sebagai motifator, penyiap alat perang, serta mampu menjaga aib Ikatan dalam situasi yang tegang.. ”IMMawati kedepan diharapkan mampu menjadi kreator-kreator sejati dengan membawa nilai-nilai profetisme gerakan dalam melakukan proses perubahan secara terpadu dan berkesinambungan, sehingga kedepan gerakan IMMawati mampu berakselerasi dengan kondisi zaman yang ada,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar