MEDIA ONLINE IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BIMA

Rabu, 22 Mei 2013

Bidang Keilmuan

Mengapa Kami Tak Boleh Bercadar?


Pemerintah Perancis di bawah kepemimpinan Presiden Sarkozy melarang penggunaan cadar yang merupakan salah satu tuntunan agama bagi wanita Muslim. Sarkozy menyebut cadar bukan simbol agama, tapi simbol perbudakan. "Dan, kami tak mau wanita kami dipenjara di balik topeng, dari segala kehidupan sosial mereka," katanya seperti dikutip CNN.Keputusan Sarkozy ini tentu mendapat protes dan kecaman dari berbagai kalangan, khususnya Muslim maupun juga non-Muslim yang memperjuangkan kebebasan berekspresi bagi warga Prancis. Salah satu dari sekian besar arus protes dan kecaman itu keluar dari pena dan lisan seorang penulis bernama Hebah Ahmed yang kemudian diundang CNN untuk wawancara khusus mengenai hal ini. Ia menyebut Sarkozy, dengan keputusannya itu, telah merebut hak asasi wanita untuk berpakaian dan menentukan cara hidupnya sendiri. Ia bahkan mencurigai keputusan itu sebagai bentuk politisasi terhadap wanita. "Saya punya kebebasan untuk berekspresi, beragama dan berkeyakinan. Dan berpakaian seperti ini (bercadar, pen) adalah apa yang saya inginkan dan ini adalah pilihan yang harus dihormati oleh siapa saja," katanya di CNN.
Ketika reporter CNN bertanya pada Hebah tentang bagaimana kalau dia harus membuka cadarnya untuk sebuah pemeriksaan untuk alasan keamanan, seperti di bandara atau tempat umum lainnya. Hebah menyatakan bahwa dalam Islam memang setiap umatnya dituntut untuk menunjukkan identitasnya untuk alasan keamanan. Karenanya, ia tak masalah dengan hal itu. Bahkan, baginya itu benar-benar sesuatu yang sangat penting untuk keamanan. Namun, katanya, "Itu tidak berarti bahwa saya harus dilarang untuk bercadar sesuai dengan pilihan dan keyakinan saya, bukan?"
Di tengah-tengah negara-negara Barat gencar memperjuangkan ditegakkannya hak asasi –baik dalam berekspresi, berkeyakinan, dll, mereka sering kali terjebak pada penerapan standar ganda, seperti dalam kasus cadar ini. Sehingga, tak heran jika Presiden Sarkozy kerap kali dituduh politisi sayap kanan dan rasis oleh rakyat, akademisi atau pun pengamat Prancis.
Dan apa yang menjadi keputusannya saat ini, untuk melarang penggunaan cadar, jelas sebuah blunder dan akan terus mendapat kecaman. Sebab, selain karena itu bertentangan dengan hak asasi manusia dalam berakspresi, sehingga kecaman itu datang bukan hanya dari wanita Muslim, tapi non-Muslim. Hal itu juga karena kesan Islam di Prancis terus membaik, sehingga jumlah Muslim di Prancis mengalami perkembangan sangat pesat dan negeri itu menjadi salah satu yang terpesat di Eropa dengan populasi Muslim lebih dari 10%. [Husein/Mizan.com/Dari berbagai sumber]    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar