MEDIA ONLINE IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BIMA

Selasa, 24 Maret 2015

Rekonstruksi Soliditas Gerakan Mahasiswa


Mobilisasi pergerakan mahasiswa setiap dekade zaman dilekati karakteristik dan tantangan yang berbeda-beda. Terlihat pada masing-masing zaman menampilkan figur, isu, problem yang berbeda.

Menggali alasan lain penyebab tumbuhnya kepekaan mahasiswa terhadap persoalan yang bertitik fokus pada perjuangan membela kepentingan rakyat. Menurut saya ada lima hal yang melatar belakanginya. Pertama, mahasiswa sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan terbaik memiliki persepektif atau pandangan yang cukup luas untuk dapat bergerak di semua lapisan masyarakat.

Kedua, mahasiswa sebagai golongan yang cukup lama bergelut dengan dunia akademis dan telah mengalami proses sosialisasi politik terpanjang di antara generasi muda.

Ketiga, kehidupan kampus membentuk gaya hidup unik di kalangan mahasiswa, dan terjadi akulturasi sosial budaya tinggi di antara mereka. 

Keempat, mahasiswa sebagai golongan yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasan, struktur ekonomi, dan memiliki keistimewaan tertentu dalam masyarakat sebagai kelompok elit di kalangan kaum muda.

Kelima, mahasiswa rentan terlibat dalam pemikiran, perbincangan, dan penelitian pelbagai masalah yang timbul di tengah kerumunan masyarakat, memungkinkan mereka tampil dalam forum yang kemudian mengangkatnya ke jenjang karier sesuai dengan keahliannya.

Kemudian perlu kiranya Membangun tradisi ilmiah yang kokoh ditandai oleh banyak ciri.
  1. Pertama, berbicara atau bekerja berdasarkan ilmu pengetahuan.
  2. Kedua, tidak bersikap apriori dan tidak memberikan penilaian terhadap sesuatu sebelum mengetahui dengan baik dan akurat.
  3. Ketiga, selalu membandingkan pendapatnya dengan pendapat kedua dan ketiga sebelum menyimpulkan atau mengambil keputusan.
  4. Keempat, mendengar lebih banyak daripada berbicara.
  5. Kelima, gemar membaca dan secara sadar menyediakan waktu khusus untuk itu.
  6. Keenam, lebih banyak diam dan menikmati saat-saat perenungan dan kesendirian.
  7. Ketujuh, selalu mendekati permasalahan secara komprehensif, integral, objektif, dan proporsional.
  8. Kedelapan, gemar berdiskusi dan proaktif dalam mengembangkan wacana dan ide-ide, tetapi tidak suka berdebat kusir.
  9. Kesembilan, berorientasi pada kebenaran dalam diskusi dan bukan pada kemenangan.
  10. Kesepuluh, berusaha mempertahankan sikap dingin dalam bereaksi terhadap sesuatu dan tidak bersikap emosional dan meledak-ledak.
  11. Kesebelas, berpikir secara sistematis dan berbicara secara teratur.
  12. Keduabelas, tidak pernah merasa berilmu secara permanen dan karenanya selalu ingin belajar.
  13. Ketigabelas, menyenangi hal-hal yang baru dan menikmati tantangan serta perubahan.
  14. Keempatbelas rendah hati dan bersedia menerima kesalahan.
  15. Kelimabelas, lapang dada dan toleran dalam perbedaan.
  16. Keenambelas, memikirkan ulang gagasan sendiri atau gagasan orang lain dan senantiasa menguji kebenaran.
  17. Ketujuhbelas, selalu melahirkan gagasan baru secara produktif.

Akhirnya membaca menjadi instrumen utamanya. Dan, jika kita ingin mengokohkan tradisi ilmiah kita, sudah saatnya kita berhenti membaca apa yang kita senangi. Beralihlah untuk membaca apa yang seharusnya kita baca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar