Mahasiswa dan Alam Kemerdekaan
Bangkitlah dalam keadaan rapuh, meski diam dalam doktrin idiologi yang melemahkan, bangkitlah dalam kebersamaan, mengangkat satu sama lain, menjiwai Misi Profetik
Telah 3 tahun saya tidak
mengkuti peringatan itu, tepat pagi2 dihari libur, hanya terjaga utk
mempringati hari yg berpengaruh utk bangsa ini, disebuah lapangan, dg seragam
yg sama, tanpa membedakan suku, etnis dan status sosial. Iya itulah upacara
kemerdakaan.
Upacara yg teramat sakral
untuk negeri ini..Anak-anak sekolah, baik SD hingga SMA akan diharuskan untuk
mengukuti upacara ini, bahkan para pejabat dan instansi pemerintah yg lain juga
akan melakukan yg sama. Melihat sang pusaka merah putih berkibar.
Lalu, terpikir oleh saya, apa
peran mahasiswa di ulang tahun kemerdekaan ini? Selama 3 tahun menjadi
mahasiswa saya tdk pernah mengikuti upacara seperti ini, bahkan dikampus saya
sendiri KAMPUS STAIM BIMA tidak mengadakannya.. Apakah dg ini mahasiswa lupa dg
jasa2 pahlawannya?? Saya bisa katakan tidak!
Tanpa menyampingkan betapa
“pentingnya upacara kemerdekaan” ini, saya yakin mahasiswa memiliki tanggung
jawab dan amanah yg besar terhadap negeri ini. Kita tidak bisa menolak atau
memungkiri bahwa mahasiswa lah sosok pribadi yg paling siap dan netral untuk
menilai segala kebijakan dan rencana roda pemerintahan. Kenapa siap? Karena
mahasiswa, bukan lagi dianggap sebagai siswa yg hanya belajar, tetapi sebagai
seseorang yg memiliki pemikiran analitik, matang, dan membangun. Lalu kenapa
netral?? Karena mahasiswa lah sosok “independent” yang nyata,
mahasiswa yang langsung terjun kelapangan, dan mahasiswalah yg terdekat dengan
masyarakat. Bisa kita ambil contoh sperti KKN (Kuliah Kerja Nyata), dimana
mahasiswa setelah mendapatkan ilmu selama kuliah akan langsng terjun kelapangan
untuk mempraktekan ilmunya ke masyarakat secara langsng..
Oleh karena itu mahasiswa akan
tau apa yg seharusnya benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat, Tapi, semua hal
diatas seperti terbalik dg apa yg terjadi saat ini, krisis moral terjadi
dimana-mana, Hilang Kepercayaan Publik, dan ironisnya di era sekarang saya
tepatny berada di KAMPUS STAIM BIMA merenungi alunan, rangkaian aktifitas
mahasiswa yang semakin jauh dari nilai, Kampus Kok begini?
Untuk menjawab pertanyaan di
atas, saya perlu menguraikan gejolak mahasiswa hari ini, selain sikap apatis
yang sangat tinggi di miliki mahasiswa terkadang juga mahasiswa ahri ini tidak
nyaman dengan dirinya dan kampusnya, Mungkin kurangnya pelayanan Kampus
terhadap Mahasiswa, Dosen yang kerjanya cuman kasih tugas, dan juga jarang
melakukan “pendidikan”
Pad bagian lain, kita temukan
mahasiswa berdemo dan cendrung anarkis karena hanya provokasi yg sepele, dan
kerusuhan antar Mahasiswa pun kerap terjadi. Apakah mereka tdk brpikir “bahwa
yg mereka serang adalah saudara mereka sendiri, sesama penerus bangsa ini?”
Seakan hilang wibawa mahasiswa hanya karena emosi yg sesaat. Kampus disalahkan?
Kampus STAIM Bima adalah
kampus tertua di bima, yang merupakan kampus yang dalam tahap perkembangan,
secara sederhana masih menuju dalam kemapanan, dalam tahapan proses usaha keras
kampus untuk membangun dinamaika keilmuan sangat tinggi, efektifitas kuliah
dengan sistem BANK-pun di pakai (Tepat Waktu), sebentar lagi kampus kita akan
melakukan perubahan status, dan sekaligus penambahan jurusan Baru, dalam
lingkaran kemahasiswaan dinamika ilmiah kurang terbentuk baik dalam organisasi
yang ada di STAIM lebih-lebih dalam dunia pendidikan Formal (ruang
perkuliahan), di STAIM Bima ada beberapa UKM dan Ortom Muhammadiyah sebagai
wadah belajar mahasiswa, namun di pihak lain lembaga perlu disalahkan juga
meski dalam keadaanya dalam proses pertumbuhan. Kapus kurang memberikan ruang
gerka pada Aktifis-aktifis kampus untuk berkarya, Fasilitas tidak mendukung,
Biaya Opersional Kemahasiswa tidak stabil, dll
Sekedar membangkitkan semangat
dalam Kemerdekaan Mahasiswa (Tunduk Pada Kebaikan) Mahasiswa adalah penerus
tongkat estafet pemerintahan saat ini. Kegiatan, sikap dan perilaku persuasif
ke arah yang benar yg harus di tegakkan mahasiswa. Jadilah mahasiswa yang
terbaik ditempat yg Anda geluti, baik itu dalam bentuk akademik maupun non
akademik. Empati terhadap teman sejawat sangat di butuhkan dalam membentuk
moral bangsa ini. Rakyat membutuhkan tangan mahasiswa, karena disitulah harapan
mereka kelak untuk kesejahteraan yg lebih baik.
Hal ini lah yg harus ditanam
di hati setiap mahasiswa. Sehingga terciptlah seorang pemimpin yg berkarakter,
tegas dan kuat memperjuangkan rakyatnya. Jadilah pribadi yang jujur dan terbaik
di bidang anda, baik itu Guru PAI, Dokter, Hukum, polisi, TNI, ekonom,
wirausaha dll. Karena dari situ akan tercipta makna kemerdekaan sesungguhnya yg
selama ini dicari..
Pemimpin indonesia bukanlah
Saya, Anda, atau Mereka. Tapi diri kita sendiri yg akan memimpin dan
menggerakkan negeri ini untuk lebih maju dan mengharumkan jasa
pahlawan-pahlawan kita.. KH. Ahmad Dahlan pahlawan tanpa jasa. (Alif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar