MEDIA ONLINE IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BIMA

Senin, 23 Maret 2015

Mahasiswa, "Kampus" dan Dinamika yang Bebas.


 Mahasiswa dan Alam Kemerdekaan

Bangkitlah dalam keadaan rapuh, meski diam dalam doktrin idiologi yang melemahkan, bangkitlah dalam kebersamaan, mengangkat satu sama lain, menjiwai Misi Profetik
Telah 3 tahun saya tidak mengkuti peringatan itu, tepat pagi2 dihari libur, hanya terjaga utk mempringati hari yg berpengaruh utk bangsa ini, disebuah lapangan, dg seragam yg sama, tanpa membedakan suku, etnis dan status sosial. Iya itulah upacara kemerdakaan. 

Upacara yg teramat sakral untuk negeri ini..Anak-anak sekolah, baik SD hingga SMA akan diharuskan untuk mengukuti upacara ini, bahkan para pejabat dan instansi pemerintah yg lain juga akan melakukan yg sama. Melihat sang pusaka merah putih berkibar. 

Lalu, terpikir oleh saya, apa peran mahasiswa di ulang tahun kemerdekaan ini? Selama 3 tahun menjadi mahasiswa saya tdk pernah mengikuti upacara seperti ini, bahkan dikampus saya sendiri KAMPUS STAIM BIMA tidak mengadakannya.. Apakah dg ini mahasiswa lupa dg jasa2 pahlawannya?? Saya bisa katakan tidak!

Tanpa menyampingkan betapa “pentingnya upacara kemerdekaan” ini, saya yakin mahasiswa memiliki tanggung jawab dan amanah yg besar terhadap negeri ini. Kita tidak bisa menolak atau memungkiri bahwa mahasiswa lah sosok pribadi yg paling siap dan netral untuk menilai segala kebijakan dan rencana roda pemerintahan. Kenapa siap? Karena mahasiswa, bukan lagi dianggap sebagai siswa yg hanya belajar, tetapi sebagai seseorang yg memiliki pemikiran analitik, matang, dan membangun. Lalu kenapa netral?? Karena mahasiswa lah sosok “independent” yang nyata, mahasiswa yang langsung terjun kelapangan, dan mahasiswalah yg terdekat dengan masyarakat. Bisa kita ambil contoh sperti KKN (Kuliah Kerja Nyata), dimana mahasiswa setelah mendapatkan ilmu selama kuliah akan langsng terjun kelapangan untuk mempraktekan ilmunya ke masyarakat secara langsng.. 

Oleh karena itu mahasiswa akan tau apa yg seharusnya benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat, Tapi, semua hal diatas seperti terbalik dg apa yg terjadi saat ini, krisis moral terjadi dimana-mana, Hilang Kepercayaan Publik, dan ironisnya di era sekarang saya tepatny berada di KAMPUS STAIM BIMA merenungi alunan, rangkaian aktifitas mahasiswa yang semakin jauh dari nilai, Kampus Kok begini?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, saya perlu menguraikan gejolak mahasiswa hari ini, selain sikap apatis yang sangat tinggi di miliki mahasiswa terkadang juga mahasiswa ahri ini tidak nyaman dengan dirinya dan kampusnya, Mungkin kurangnya pelayanan Kampus terhadap Mahasiswa, Dosen yang kerjanya cuman kasih tugas, dan juga jarang melakukan “pendidikan”
Pad bagian lain, kita temukan mahasiswa berdemo dan cendrung anarkis karena hanya provokasi yg sepele, dan kerusuhan antar Mahasiswa pun kerap terjadi. Apakah mereka tdk brpikir “bahwa yg mereka serang adalah saudara mereka sendiri, sesama penerus bangsa ini?” Seakan hilang wibawa mahasiswa hanya karena emosi yg sesaat. Kampus disalahkan?

Kampus STAIM Bima adalah kampus tertua di bima, yang merupakan kampus yang dalam tahap perkembangan, secara sederhana masih menuju dalam kemapanan, dalam tahapan proses usaha keras kampus untuk membangun dinamaika keilmuan sangat tinggi, efektifitas kuliah dengan sistem BANK-pun di pakai (Tepat Waktu), sebentar lagi kampus kita akan melakukan perubahan status, dan sekaligus penambahan jurusan Baru, dalam lingkaran kemahasiswaan dinamika ilmiah kurang terbentuk baik dalam organisasi yang ada di STAIM lebih-lebih dalam dunia pendidikan Formal (ruang perkuliahan), di STAIM Bima ada beberapa UKM dan Ortom Muhammadiyah sebagai wadah belajar mahasiswa, namun di pihak lain lembaga perlu disalahkan juga meski dalam keadaanya dalam proses pertumbuhan. Kapus kurang memberikan ruang gerka pada Aktifis-aktifis kampus untuk berkarya, Fasilitas tidak mendukung, Biaya Opersional Kemahasiswa tidak stabil, dll

Sekedar membangkitkan semangat dalam Kemerdekaan Mahasiswa (Tunduk Pada Kebaikan) Mahasiswa adalah penerus tongkat estafet pemerintahan saat ini. Kegiatan, sikap dan perilaku persuasif ke arah yang benar yg harus di tegakkan mahasiswa. Jadilah mahasiswa yang terbaik ditempat yg Anda geluti, baik itu dalam bentuk akademik maupun non akademik. Empati terhadap teman sejawat sangat di butuhkan dalam membentuk moral bangsa ini. Rakyat membutuhkan tangan mahasiswa, karena disitulah harapan mereka kelak untuk kesejahteraan yg lebih baik. 

Hal ini lah yg harus ditanam di hati setiap mahasiswa. Sehingga terciptlah seorang pemimpin yg berkarakter, tegas dan kuat memperjuangkan rakyatnya. Jadilah pribadi yang jujur dan terbaik di bidang anda, baik itu Guru PAI, Dokter, Hukum, polisi, TNI, ekonom, wirausaha dll. Karena dari situ akan tercipta makna kemerdekaan sesungguhnya yg selama ini dicari..

Pemimpin indonesia bukanlah Saya, Anda, atau Mereka. Tapi diri kita sendiri yg akan memimpin dan menggerakkan negeri ini untuk lebih maju dan mengharumkan jasa pahlawan-pahlawan kita.. KH. Ahmad Dahlan pahlawan tanpa jasa. (Alif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar