MEDIA ONLINE IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BIMA

Senin, 23 Maret 2015

PROFIL KADER MUHAMMADIYAH

DAN KRISTALISASI NILAI PERJUANGAN MUHAMMADIYAH


               Keberhasilan Muhammadiyah melintasi zaman memasuki abad kedua adalah bukti sejarah keberhasilan KH Ahmad Dahlan meletakkan dasar-dasar keislaman yang kuat kepada kader-kader militan berkualitas yang mampu menangkap spirit kiyai menterjemahkan Islam dalam tataran praktis dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai khaira ummah seorang kader Muhammadiyah mengemban tiga tugas sekaligus yaitu : (1) ta’muruuna bil ma’ruf ( humanisasi) yaitu membembaskan manusia dari keterasingan nilai kemanusiaan, sekaligus mengembalikan pada nilai-nilai kemanusiaan yang sebenarnya (2) tan hauna ‘anil munkar (leberasi) yaitu membebaskan manusia dari keterbelakangan, kebodohan, kemiskinan dll dan (3) tu’minuuna billah ( transendensi) yaitu mengajak manusia beriman kepada Allah sekaligus menjadikan Allah sebagai gantungan dan titik sentral semua aktifitas sehari-hari). (QS Ali Imran / 3 : 110.


           Para pemimpin Muhammadiyah setelah KH A Dahlan adalah Kader-kader terbaik yang mampu menangkap spirit Kiyai Dahlan memahami dan menterjemahkan kembali Islam kedalam kerja kemanusiaan dan kemasyarakatan. Spirit tajdid telah memberikan inspirasi yang kuat pada kader yang posisinya sebagai penerus ,pelangsung dan penyempurna amal usaha sehingga langkah Muhammadiyah lebih berkembang dan berkualitas.

PROFIL KADER MUHAMMADIYAH.
Kader atau cadre ( bahasa Perancis) berarti inti tetap dari suatu resimen
Kader adalah Sekelompok manusia ( ummah, jamaah) yang terbaik karena terlatih ( dan terdidik) yang merupakan inti dan tulang punggung ( kerangka) dari kelompok yang lebih besar dan terorganisir secara permanen. (Muhammad Jasman 1989).

Sedang Prof. Dr.HM. Amin Rais menyatakan bahwa kader memiliki 2 (dua) pengertian pertama. Kader adalah Sejumlah manusia yang terorganisir secara permanen, yang menjadi soko guru dari kesatuan yang lebih besar Kedua .Kader yaitu kaum remaja atau kaum muda yang akan melanjutkan estafet perjuangan dari oranganisasi yang bersangkutan .( Amin Rais 1995) .
Dari pengertian diatas yang terbayang dalam pikiran kita, bahwa kader adalah sejumlah generasi muda yang aktif mempersiapkan diri dengan berbagai ilmu, pengalaman organisasi dan ketrampilan, yang siap untuk melanjutkan gerakan dan perjuangan organisasi dimana mereka aktif. Dengan demikian Muhammadiyah memerlukan kader-kader berkualitas sebagai garda terdepan untuk mengawal perjuangan tercapainya visi Muhammadiyah, terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Diharapkan kader tersebut mampu mendinamisir Muhammadiyah agar tidak terjadi stagnasi ( kemandekan dalam tubuh Muhammadiyah) untuk menjawab berbagai permasalahan umat sejalan dengan dinamika masyarakat Indonesia yang bergerak sangat cepat, antara lain yang menyangkut permasalahan pendangkalan aqidah (deislamisasi) dan pemurtadan, Pergeseran nilai yang semakin jauh dari nilai-nilai Islam, Kejumudan ( kebodohan, kemiskinan dll) , Lunturnya kepekaan beragama (idesalisme seorang muslim) dan lain sebagainya.
Kader Muhammadiyah minimal memiliki tiga persyaratan yaitu (1) Komitmen (2). Konsistensi (3) Kompetensi. Komitmen bermuhammadiyah berarti keberadaan kader bukanlah sekedar keterlibatan secara fisik tetapi menuntut lebih fundamental lagi, karena komitmen merupakan perpaduan ikran batin, kesetiaan dan tindakan memperjuangkan misi Muhammadiyah dengan sepenuh hati. Kosestensi berarti kader harus konsisten antara ucapan dan perbuatan, keputusan dan kegiatan, teori dan tindakan, karena hakekatnya dakwah bukan sekedar bil-lisan tetapi juga bil hal. Kompetensi berarti kader Muhammadiyah harus mempersiapkan diri dengan kemampuan dan kecakapan yang memadai,
Profil kader Muhammadiyah yang ideal minimal memiliki 4 (empat) kompetensi yaitu (1). Kompetensi keberagamaan (2) Kompetensi akademis dan istelektual, (3).Kompetensi sosial kemanusiaan dan kepeloporan dan (4) Kompetensi keorganisasian dan kepemimpinan . .
A. Kompetensi keberagamaan.
Kader Muhammadiyah membekali diri dengan pemahaman keagamaan yang lebih baik , dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1) Kemurnian aqidah (keyakinan berbasis tauhid yang bersumber pada ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang shahih dan maqbullah) yang membentuk keshalehan dalam kehidupan.
2) Ketaatan beribadah (senantiasa menjalankan ibadah mahdhah, baik yang wajib maupun yang sunnat tathawwu’ sesuai tuntunan Rasulullah) yang tahsinah (kemanfaatan dan fungsi) dari ibadah itu terpantul dalam kehidupan sehari-hari.
3) Keiklasan (melakukan sesuatu semata-mata karena Allah SWT) dalam hidup dan berjuang menegakkan ajaran Islam melalui Muhammadiyah.
4) Shiddiq (jujur dan dapat dipercaya) dalam hati, kata, dan tindakan.
5) Amanah (komitmen dan tanggung jawab moral yang tinggi) dalam mengemban tugas organisasi.
6) Berjiwa gerakan (semangat untuk aktif dalam Muhammadiyah sebagai panggilan jihad di jalan Allah)
B. Kompetensi akademis dan intelektual.
Kader Muhammadiyah yang ideal adalah kader yang memiliki intelektulitas yang dicirikan dengan nilai – nilai :
1) Fathonah (kecerdasan pikiran sebagai Ulul Albab) dalam berpikir, berwawasan, dan menghasilkan karya pemikiran.
2) Tajdid (pembaruan dan berpikiran maju) dalam mengembangkan kehidupan dan menggerakkan Persyarikatan sesuai jiwa ajaran Islam.
3) Istiqamah (konsisten) dalam lisan, pikiran, dan tindakan.
4) Etos belajar (semangat dan kemauan keras) untuk selalu mengembangkan diri, mencari dan memperkaya ilmu, serta mengamalkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan.
5) Moderat (arif dan mengambil posisi di tengah) dalam bersikap,berpikiran dan bertindak.
C. Kompetensi social kemanusiaan dan kepeloporan
Kader Muhammadiyah yang ideal peka terhadap permasalahan sosial umat, yang dapat dicirikan dengan nilai-nilai sebagai berikut :
1) Keshalehan (perilaku yang baik) dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat luas.
2) Kepedulian sosial (ketepanggilan dalam meringankan beban hidup orang lain).
3) Suka beramal (gemar melaksanakan amal shaleh untuk kemaslahatan hidup).
4) Keteladanan (menjadi uswah hasanah [teladan yang baik] dalam seluruh hidup dan tindakan).
5) Tabligh (menyampaikan kebaikan kepada orang lain, komunikatif, dan terampil membangun jaringan).
6) Inovatif (menemukan hal-hal baru) dalam mengembangkan kemajuan organisasi.
7) Berpikiran maju dan membawa Muhammadiyah pada kemajuan di berbagai bidang yang menjadi misi dan usaha gerakan.
D. Kompetensi keorganisasian dan kepemimpinan.
Kader Muhammadiyah yang ideal memiliki semangat berorganisasi dan memiliki jiwa kepemimpinan yang dapat dicirikan dengan nilai-nilai sbb:
1) Pengkhidmatan dan partisipasi aktif dalam peran keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal.
2) Menempati posisi apapun dengan semangat iklas,berdedikasi,berprestasi, dan menghasilkan hal-hal terbaik.
3) Menjadi bagian yang menyatu dengan denyut nadi kehidupan Persyarikatan, umat, dan bangsa sebagai wujud menjalankan misi organisasi.
4) Berkomitmen dan menjunjung tinggi ideology Muhammadiyah dan mampu bersikap tegas tetapi arif dalam membela serta menegakkan prinsip dan kepentingan Persyarikatan.
5) Mengutamakan misi dan kepentingan Muhammadiyah di atas lainnya dengan niat iklas dan berkhidmat.

REFLEKSI DAN KRISTALISASI NILAI-NILAI PERJUANGAN MUHAMMADIYAH
1. Sejak kelahiran Muhammadiyah KH A Dahlan menyampaikan ide, gagasan dan cita-cita tentang Islam yang membentuk alam pikiran dan mewujutkannya dalam tataran kehidupan. Ide, gagasan, ajaran dan cita-cita tersebut tidak terlepas dari pemahaman beliau terhahadap ajaran agama Islam, yang bersumber pada Al Qur’an dan As Sunnah yang secara langsung bersinggungan dengan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh umat manusia.
2. Sebagai seorang muslim bahwa hidup adalah menjalankan fungsi ibadah ( QS. Ad Dzariyat 56) , kekhilafahan ( QS Al Baqarah: 30) agar selamat dunia dan akherat ( Al Qaqarah : 201 ) untuk meraih keridlaan dan karunia Allah ( QS Al Fath: 29). Sehingga hidup yang bermakna, maslahat dan utama adalah hidup sebagaimana diamanatkan oleh Allah yang menciptakan kehidupan.
3. Faham agama dalam Muhammadiyah sebagai unsur. penting dari ideologi Muhammadiyah Pertama, Bahwa Islam sebagai satu mata rantai ajaran Allah yang dibawa oleh para Nabi hingga Nabi Muhammad saw. Yang mengoreksi dan menyempurnakan sehingga menjadi risalah Islam yang terakhir hingga akhir zaman. Sebagai satu-satunya agama yang benar dan diridlai Allah SWT. Kedua, Muhammadiyah memahi bahwa Agama Islam bukan hanya sekedar perintah dan larangan Allah tetapi juga menyangkut aspek “irsyadat” berupa petunjuk-petunjuk bagi kehidupan. Ketiga, Agama Islam bersumber pada Al Qur’an dan As Sunnah yang maqbullah dan memahaminya dengan akal pikiran yang sesuai jiwa ajaran Islam. Keempat, Islam adalah agama komprehensif (menyeluruh) mencakup aqidah, akhlaq,ibadah dan muamalah duniawiyah, yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya, Kelima,. Tajdid yang dilakukan Muhammadiyah mengandung dua pengertian yaitu pemurnian (Aqidah dan Ibadah) dan pembaharuan ( dinamisasi ) dalam bidang muamalah duniawiyah.
4. Gerak Muhammadiyah merupakan gerak keumatan , gerak kebangsaan dan gerak kemanusiaan dalam arti bahwa seluruh aktifitasnya dikhitmatkan untuk kemajuan dan kebaikan umat , bangsa dan dunia kemanusiaan.
5. Kehadiran Muhammadiyah dan amal usahanya disemangati oleh risalah kenabian untuk menebarkan rahmat bagi semesta alam, sebagaimana pesan Allah yang diemban Nabi Muhammad SAW. : “ Dan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat semesta alam” (QS Al Anbiya’ : 107)
6. Muhammadiyah telah berjuang melalui gerakan dakwah dan tajdid dalam usaha pembinaan kehidupan bergama, melalui pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan sosial, pemberdayaan masyarakat, peran politik kebangsaan dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar