Allah, Sebenar-Benarnya An-Nashr
“Hai orang-orang yang beriman,
ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu
suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk
berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan
bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang
mukmin itu harus bertawakal.”(Q.S Al Maidah : 11)
Terkadang kita heran dan mungkin bertanya saat kita dihindarkan dari
sebuah hal celaka. Boleh jadi mungkin hal-hal buruk yang seolah
mengancam kita tau-tau menjauh dari hadapan kita. Entah kita kecelakaan
lalu kita selamat, entah kita dihadang masalah lalu kita bisa
mengatasinya, entah pula kita dihadang begal seperti yang saat ini marak
terjadi, lalu kita diselamatkan dari ancaman para begal tersebut?
Bukan secara tiba-tiba ternyata pertolongan itu datang sahabatku,
ternyata ada Sang Maha Penolong dibalik kejadian-kejadian ini. Ialah
Allah SWT. Empat tahun silam, Saya pernah mendapatkan marabahaya begal
yang sempat menghadang dan menjatuhkan motor Saya sepulang lembur proyek
riset kampus. Kala itu saya dihadang dan sempat dikepung beberapa
gerombolan orang yang akan berniat jahat. Namun, Alhamdulillah Allah
masih memberikan pertolonganNya dengan jalan yang sudah digariskan. Kala
itu Saya benar-benar merasa kecil dan lemah tanpa pertolonganNya.
Dalam Q.S. Al Maidah ayat 11 diatas jelas disebutkan bahwa salah satu nikmat yang Allah berikan kepada kita adalah kita dihindarkan dari prahara ataupun celaka dari tangan-tangan orang jahat.
Mungkin yang sering terlintas dalam benak kita, kenikmatan itu adalah
hal-hal yang kita dapatkan berupa kemudahan dan kebahagiaan dalam
konteks bisa langsung dirasakan seperti kita mendapatkan kesehatan,
waktu luang, kebahagiaan bersama keluarga dan masih banyak lagi. Namun
ternyata tak cuma itu sahabatku, ada kenikmatan yang kadang jauh lebih
berkesan namun kita kadang melupakannya. Yup, adalah nikmat pertolongan
dari Allah SWT. Seperti yang disebutkan dalam ayat tersebut.
Terhindar dari hal-hal yang celaka tentu menjadi salah satu hal yang
patut disyukuri, karena disitulah kita akan mendapatkan beberapa hikmah
yang bias kita ambil iktibarnya seperti berikut.
1. Kita Memang Lemah
Manusia sangatlah lemah, tak bisa berbuat apa-apa saat mungkin ia
dalam suatu kondisi yang akan mencelakakan dirinya. Mungkin suatu ketika
ditempatnya terjadi gempa bumi yang dahsyat, saat itu manusia tak
berkutik dan mungkin hanya bisa berlari kesana-kemari untuk
menyelamatkan diri. Pada titik nadzir itulah kita menyadari betapa
lemahnya kita, dan mungkin kita akan malu dengan segala keangkuhan kita
selama ini.
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah” (Q.S. Annisa; 28)
Harapannya setelah kita mengetahui kalau kita memang lemah kita bisa
lebih bersyukur dengan apa yang Allah berikan, lebih menghambakan diri
kepadaNya dengan segala kebesaranNya.
2. Allah, Sebenar-benarnya An-Nashr
Pada ketika kita lemah dan seolah berada di ujung tanduk kesulitan.
Hanya ada satu dzat yang bisa menyelamatkan kita. An Nashr, ialah sang
Maha Penolong. Tak lain dan tak bukan adalah Allah SWT. Dalam Al Quran
juga disebutkan saat itu kaum muslim diberikan kemenangan yang mutlak
dalam fathul mekkah, saat itulah An-Nashr nya Allah pun berada dibalik
layar.Turunnya pertolongan Allah bagi agama
mereka. Dibukanya hati manusia untuk menerima agama ini lalu
diperintahkannya mereka untuk bertasbih dan mensucikan Allah. Sebab itu
semua adalah faktor keberhasilan. Ini adalah konteks pertolongan Allah
yang relative cukup besar, belum lagi kalau kita mentaffakuri hidup kita
selama ini, mungkin telah banyak pertolongan-pertolongan Allah yang
hadir dalam diri kita namun kita tak menggubrisnya karena kita ditutupi
sifat takabur dalam diri.
Dalam Q.S. An-Nashr : 1-3
- Apabila Telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
- Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,
- Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya dia adalah Maha Penerima taubat
3. Tawakkal adalah Senjata Pamungkas Seorang Muslim
”Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan
jalan keluar, dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka. Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya.” (QS. Ath Thalaaq : 2-3).
Sekuat apapaun ikhtiar kita, sekeras apapun doa-doa kita, semua hasil
tentunya ada ditangan Sang Maha Berkehendak (Iradah). Inilah yang
kemudian menghadirkan konsep tawakkal itu ada. Tawakkal juga merupakan
bentuk perwujudan keyakinan kita bahwa penentu utama setiap kejadian itu
adalah Allah SWT.
Tawakkal adalah benarnya penyandaran hati pada Allah SWT dengan
maksud untuk meraih berbagai kemaslahatan dan menghilangkan bahaya baik
dalam urusan dunia maupun akhirat, menyerahkan semua urusan kepada-Nya
serta meyakini dengan sebenar-benarnya bahwa ‘tidak ada yang memberi,
menghalangi, mendatangkan bahaya, dan mendatangkan manfaat kecuali Allah
semata. Termasuk dalam setiap saat dan setiap waktu kita sepatutnya
bertawakkal kepada Allah SWT dengan segala apa yang kita ikhtiarkan,
bertawakkal pada saat kita mungkin dalam kondisi yang sulit dan
berbahaya. Dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan memanjangkan
tanganNya untuk memberikan bantuan kepada diri kita yang hina dan lemah
ini. Dengan bertawakkal lah diri ini akan merasa tenang dan ringan dalam
menghadapi seberat apapun kondisi yang kita hadapi.
4. Menjadi Pribadi Syukur Nikmat
Nikmat terhindar dari mara bahaya tentu menjadi suatu nikmat yang tak
terbayangkan. Bayangkan saja mungkin suatu ketika kita terancam nyawa
kita, namun karena Allah berkehendak lain, kita selamat dari suatu
kejadian yang tidak kita inginkan. Ini menjadi hal yang patut kita
syukuri. Kalaupun kita selama ini masih sulit untuk memulai menjadi
insan yang senantiasa bersyukur, mungkin kita bisa mulai tersadar pasca
kita mendapatkan nikmat berupa pertolongan dari Allah ini. Karena setiap
kejadian yang kita alami pasti tak bias lepas dari anugerah dan
nikmatNya.
Allah swt berfirman dalam Q.S Ibrahim ayat 7 yang artinya:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Aku akan menambah
nikmat-Ku kepadamu dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih.”
Sebagai seorang muslim yang baik, tentunya setelah kita mendapatkan
nikmat-nikmat itu kita tidak malah terlena dalam kondisi kesenangan
kita. Namun mari kita giatkan amal-amal kebaikan kita agar lebih
meningkat ketimbang sebelumnya. Ibaratnya syukur akan menjadi kunci
untuk membuka kenikmatan-kenikmatan yang jauh lebih besar. Namun
hakikatnya tetap syukur sebagai bentuk terimakasih dan penghambaan kita
kepada Allah.
Demikian sedikit ulasan tentang makna yang terkandung dalam Q.S Al
Maidah : 11. Harus kita akui kita sebagai manusia yang lemah tentunya
hanyalah mendamba pertolongan dari satu-satunya dzat yang Maha Penolong,
An Nashr. Allah SWT. Percayalah, Allah akan selalu ada saat kita
membutuhkannya, asalkan kita selalu dekat denganNya. Berbahagialah
orang-orang yang selalu dekat denganNya karena hidupnya pasti akan
dipenuhi dengan ketentraman dan ketenangan karena Penolong yang
sebenar-benar Penolong ada selalu di dekatnya, Allah SWT.
Wallahu A’lam Bishawab,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar