NASKAH PIDATO MILAD IMM Ke 51
“MENCERAHKAN UMAT, MENDUNIAKAN GERAKAN, MENGABDI UNTUK BANGSA, DEMI
INDONESIA BERKEMAJUAN”.
Assalamu‘alaikum
Warahmatullah Wabarakatuh...
Segala puji bagi Allah
yang telah memadukan hati para aktivis Islam dalam kecintaan kepada,
mempertemukan mereka dalam berdakwah dijalan-Nya, dan mengukuhkan hati mereka
untuk senantiasa mengokohkan janji setia dalam membela agama-Nya. Mudah-mudahan kita semua adalah generasi yang menjadi harapan umat di kemudian hari…
Shalawat dan salam tak lupa pula kita limpahkan
kepada Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, sang revolusioner sejati dan pelopor gerak perjuangan kemanusiaan, yang
merubah peradaban Baduy Arab Jahiliyah menjadi salah satu peradaban tertinggi
umat manusia.
51 Tahun yang
lalu 14 Maret 1964 29 Syawal 1384 H.
Engkaulah
kelahiran yang dinanti tak pernah berhenti meski kerap tertatih. Merah
marun tak pernah lekang oleh sengat matahari meski patah tumbuh silih berganti generasi… Ya… disini,
di bawah langit
bumi pertiwi mawar merekah
menyambut mentari.
Berdiri tegak panji-panji
Engkaulah cendikiawan berpribadi. Dengan pena dan tinta menyemai amal bhakti…
Hadirin Yang Berbahagia
Immawan dan Immawati di seluruh Indonesia…
51 Tahun. Sejak IMM didirikan pada tanggal 29
Syawal 1384 H bertepatan dengan tanggal 14 Maret 1964 M di Yogyakarta. Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM) yang hingga saat ini telah melewati umur setengah abad, tetap menyisakan cerita masa lalu yang hingga saat ini
sangat menarik untuk diulas. Karena dengan mempelajari dan memahami sejarah
berdirinya IMM, kita akan mengerti bagaimana IMM berjuang dan berkembang
pada saat itu, dengan menilik sejarah tersebut harapannya kita dapat benar-benar
memahami apa itu IMM dan bagaimana pola perjuangan IMM itu sendiri, sehingga
dapat bertahan sampai dengan hari ini. Namun mengulas masa lalu IMM tentu tidak
untuk mengajak kita larut dalam nostalgia dan berkutat pada sejarahnya saja. Pada usia yang
telah setengah abad IMM harus mengambil garis tengah untuk berpisah dengan masa
lalu, menjadikannya sebagai tolak ukur untuk menjemput dan menatap tantangan
masa depannya.
Sebagai organisasi yang sudah lama eksis di
kalangan pergerakan mahasiswa Indonesia, sudah barang tentu eksistensi dan
kapabilitas IMM dalam mengawal bangsa tidak diragukan lagi di kalangan pergerakan mahasiswa Indonesia, bergerak melintasi zaman,
dari semenjak zaman orde lama, orde baru, reformasi, dan kini pasca reformasi
IMM masih eksis, tengah dan terus berkembang dalam memberikan gagasan-gagasan
tentang perubahan dan tentunya tetap dengan memegang teguh prinsip-prinsip
kebenaran. Terlahir dari dinamisasi situasi politik yang
sedang memanas, dimana adanya isu-isu dari rezim pada saat itu yang ingin
membius organ-organ gerakan agar menjadi tumpul dalam mengontrol
kebijakan-kebijakan pemerintah, membuat pergerakan IMM pada saat ini semakin
dinamis dalam menghadapi situasi apapun, ciri khas pergerakan inilah yang
membuat IMM berbeda dengan organ-organ pergerakan lainnya di Indonesia.
Bahwa kelahiran IMM dan
kehadirannya di tengah derap langkah kepemudaan dan kemahasiswaan Indonesia
serta di tengah umat dan bangsa, sungguh bukanlah suatu peristiwa kebetulan
dalam sejarah (an historycal accident), melainkan satu sejarah yang berproses
dan bertumbuh serta bertumpu dari perwujudan sikap dan kesadaran akan makna dan
tanggung jawab perjuangan dalam melaksanakan dan mengemban misi Rabbani. Makna kesadaran dan tanggung jawab berkaitan dengan sejarah kelahiran IMM,
juga mempunyai ruh pertalian dengan kesadaran untuk memenuhi tugas suci yakni
turut memelihara martabat dan membela kejayaan bangsa Indonesia. Sebuah organisai kemahasiswaan harus mampu mewarnai lukisan sejarah dengan
tinta-tinta emas para pelaku sejarahnya. Sebuah organisasi adalah kumpulan dari
beberapa orang untuk mencapai misi bersama, sehingga tidak bisa dikendalikan
oleh seorang saja walau sehebat apapun, organisasi akan hancur kalau
dianalogikan tukang bakso, dia membuat, dia melayani, mencuci bahkan jadi
kasir. Terkait dengan hal itu, DPP IMM mencoba merumuskan dan mengkolaborasikan
pandangan-pandangan praksis sebagai peran substansial dalam menggerakkan roda
organisasi, rumusan dan elaborasi tersebut pada rapat koordinasi nasional di
Banjarmasin 1bulan yang lalu meretifikasi pembagian kerja konseptual praksis
untuk 1 periode kepemimpinan dan jangka panjang yang kemudian diharapkan mampu
menjadi acuan ikatan untuk menghadapi tangtangan zaman. Untuk itulah, pada
Milad ke 51 ini, IMM berupaya menggelorakan semangat “Mencerahkan umat,
menduniakan gerakan, mengabdi untuk bangsa, demi Indonesia Berkemajuan”.
Hadirin Yang Berbahagia
Immawan dan Immawati di seluruh Indonesia…
Kita sudah lelah jalan ditempat, letih kita
saling mengumpat, jenuh kita saling menghujat. IMM harus berhenti dari
kejunuban berfikirnya, mengutuk kemelut ditubuh sendiri dan terjebak pada
personafikasi persoalan. Kita perlu menghindar dari stereotip atas fakta-fakta yang terjadi pada
dunia aktifis sekarang, terutama pemilahan cukup tajam antara intelektual dan
aktifis. Identifikasi gerakan yang bergerak pada isu lalu demonstrasi, membuat
posko, dukung ini-dukung itu namun demikian instan dan tanpa pendiskusian
terlebih dahulu.
Kerangka gerakan studi aksi yang dibangun IMM diharapkan mampu
menjawab dikatomi ini, tanpa pemilihan wacana dan praksis gerakan karena seharusnya
dialektis dalam siklus diskusi ide-aksi-ide. Kerangka gerakan di atas
meniscayakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah concern pada basis kaderisasi, yaitu
Cabang dan Komisariat, lebih tegas lagi pada moment Milad kali ini mari
bersama-sama kita hentakkan langkah, mengukuhkan tekad untuk terus bergerak
lebih nyata, menduduki dan meramaikan masjid-masjid universitas, tegasnya
kembali pada gerakan kampus sebagai basis gerakan. Kerja-kerja dedikatif
seperti merekrut kader-kader potensial, membuka ruang diskusi, training dan
pelatihan, menyiapkan mubaligh-muballigh muda, berkompetisi secara intelektual
dan bersaing ketat dengan dunia yang lebih global, serta menyiapkan diri untuk
terlibat di tengah masyarakat dengan mengembangkan dan memperbanyak desa binaan
yang telah ada, hadir ditengah-tengah masyarakat, mengikuti kerjabhakti
dilingkungan tempat tinggal, menjadi penceramah pada pengajian-pengajian dan
khutbah jum’at, berada pada garis terdepan dalam mengadvokasi dan membela
kepentingan masyarakat yang termarjinalkan. Untuk itulah perlu sinergitas serius dari pimpinan mulai ditingkat
Komisariat sampai Pusat.
Hadirin Yang Berbahagia
Immawan dan Immawati di seluruh Indonesia…
Izinkan saya membacakan penggalan sajak yang
pernah saya tulis;
Dibawah
syahadah dua melingkar Gerakmu tak pernah guntai melintasi zaman
Warnamu tak
pernah pudar oleh cecar hujan panas menghujam
Jalan
fastabiqul khairat tak pernah kau ingkar
Derap derup
langkah mengibar geleparkan panji-panji
Ribuan
pengkaderan setiap tahun demi tercapainya cita-cita luhur Untuk Negeri indah,
adil dan makmur…
Sejarah
melukis kiprahmu diawan, Bergema dijagad nusantara, Menggelora di garis
katulistiwa, Lahirkan siswa teladan putra harapan…
Walau padi menguning disawah seperti senja yang temaram terbalut langit kelam
Meski seribu
goda datang merayu seperti lagu rindu yang mendayu
Walau usia
merentah didahan waktu Semangat tak pernah layu, gelora jiwa tetap menggebu…
Setengah abad
Sudah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Tetaplah
berdiri diatas hamparan tanah usang, Tetaplah melebur bersama jerit tangis
busung lapar
Tetaplah
membaur bersama keluh rintih kaum tertindas, Lalu siaga menghalau kepulan debu
bersama kaum buruh…
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah usia kini semakin menua
Maka sadarilah
bahwa Ketika kau rasakan desir angin yang berhembus pada ranting-ranting saat
malam tiba. Sadarkah kau rahasia bumi yang kau pijak dan lapisan langit yang
kau junjung?
Ketika kau
lihat anak kurus tak sekolah dan pemuda berijazah tak berkerja Pernahkah kau
bertanya apa arti sebatang pena?
Saat kau pandang Ibu tua dengan sebongkah mangkuk yang menengadah
diperempatan jalan Pernahkah kau bertanya dari rahim siapa setiap anak Bangsa
Negeri ini dilahirkan?
Ketika kau lihat para penguasa merajalela dengan kesewenang-wenangan diatas
singgasana lalu terlena oleh ketamakan, kepastian hokum yang tidak menentu,
sementara para petani berkubang lumpur dibawah terik matahari mengetam padi
disawah.
Pernahkah kau
bertanya untuk apa Panca Sila dirumuskan?
Ketika kau saksikan para koruptor bebas lepas tanpa hukuman, kaum kapitalis
merajalela menjarah hak si papa, serta perusahaan asing berkedok kontrak
menjajah dan merampok hasil bumi negeri ini sementara tuan rumah mati dilumbung
padi.
Pernahkah kau
bertanya mengapa dahulu para Pahlawan rela menumpahkan darah dan mengorbankan
nyawa demi anak, cucu dan pewarisnya?
Lalu engkau
bertanya bagaimana mungkin isan lemah seperti ku dapat menebus segala jasa
pejuang kemerdekaan?
Bagaima mungkin aku Mahasiswa biasa tak memiliki kuasa dan bala tentara
dapat meneruskan perjuangan mereka, apakah mampu Pemuda sederhana sepertiku
berbuat untuk Bangsa ini?
Ketika jiwamu
bergetar, darahmu mendidih, air matamu berurai melihat ketidkadilan dan ketertindasan.
Ketika kau rasakan deru ombak yang mengguncang, gemuruh langit yang menggelegar
dan kau dengar genderang perang telah ditabuh. Maka kau tidak perlu lagi
bertanya apa yang harus kau lakukan? Kecuali Bangkit dan Lawan!!!
Hadirin Yang Berbahagia
Immawan dan Immawati di seluruh Indonesia…
Tantangan IMM kedepan tidak hanya menyikapi
kondisi internal dan permasalahan keummatan pada sekala nasional. IMM sebagai
generasi muda menjadi bagian dari warga dunia. Sudah saatnya IMM bertindak global, berwawasan internasional
dan mengembangkan kiprah yang meluas. Anggun dalam moral dan unggul dalam
intelektual kini tidak lagi hanya berkonotasi sebagai selogan yang kerap kita
dengang-dengungkan tetapi pengaruh dan dampaknya semakin mendunia. Globalisasi begitu
banyak menyita perhatian masyarakat dan akademisi. Terbukti, dari sebagaian
besar hasil penelitian oleh para akademisi dimotivasi atas besarnya
ketertarikan dan kecemasan publik terhadap globalisasi. Secara garis besar, bila kita ingin membedah persoalan globalisasi,
setidaknya dapat dianalisis secara budaya, ekonomi, politik,
dan institusional. Menurut George Ritzer, dalam masing-masing kasus, kunci
perbedaannya: apakah seseorang melihat peningkatan homogenitas atau
heterogenitas? Pada satu titik ekstrem, globalisasi kultur telah dijadikan
sebagai sebuah medan yang dipersiapkan oleh transnasional untuk membentuk ruang
dan waktu percumbuan kultur global dan lokal yang pada akhirnya mengarah pada
pencangkokan kultur (heterogenitas). Bertambahnya pengaruh internasional
(transnasional), diasosiasikan akan menciptakan homogenitas kultur. Karena, kuatnya dominasi negara-negara pusat
kapitalisme global pada persoalan kultur berimbas pada semakin menghilangnya
karakter lokal.
Kita patut berbangga karena tahun 2013 lalu
Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah Pertemuan Pemuda Se-Asean,
International Youth Conference 2013.Acara yang mengambil tempat di Jakarta dan
IMM selaku penggagas sekaligus fasilitator dalam kegiatan ini, menjadi catatan
prestasi sepanjang sejarah setengah abad ikatan ini berdiri. Bahwa ternyata IMM
memiliki pengaruh yang cukup besar di dunia internasional. Roy Suryo Mentri Pemuda
dan Olahraga RI yang pada saat itu berkenan membuka acara di Glora Bung Karno
Senayan, di Jakarta,”Program pertemuan ini memberikan kesempatan untuk
mengembangkan diri menjadi generasi muda yang lebih tangguh dalam menghadapi
tantangan peradapan (civilization) di masa mendatang”.
Melalui paparan
internasional dan pengalaman dalam berinteraksi dengan berbagai situasi dan
karakter, peserta diharapkan mampu bersikap lebih arif dengan menghindari
arogansi dan salah penilaian (misjudgement) serta tetap berpegang teguh pada
akar budaya dan nilai-nilai kebenaran serta memiliki pemikiran yang lebih
matang, terbuka dan jernih dalam memandang berbagai problematika dunia yang
berkembang dewasa ini juga turut memperluas persahabatan dengan pemuda dari
berbagai belahan dunia. Peserta yang hadir dari Seluruh Negara Asean tersebut
adalah Cambodia, Philiphines, Thailand, Brunei, Laos, Myanmar, Singapure,
Malaysia, Vietnam, belahan dunia lain yang juga mengutus pemuda dan
mahasiswa dari luar negeri seperti: Palestina, Algeria, Banglades, Tunisia dan
Pakistan. Momentum ini harus dijadikan sebagai peristiwa bersejarah yang kita
jadikan acuan dalam mengembangkan berbagai kebijakan yang mendukung
pemberdayaan pemuda. IMM telah membuktikan bahwa ide dan gagasan IMM mampu
mendunia.
Tahun ini dan tahun mendatang nampaknya menjadi tahun-tahun
emas kegemilangan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Baru-baru ini kita telah
banyak mengirim kader-kader kita untuk belajar dan berdiaspora ke beberapa
Negara, bukan untuk sekedar jalan-jalan ke luar negeri, jauh daripada itu.
Namun untuk menuntut ilmu. Ada yang study dengan beasiswa ada pula yang lolos
mengkuti program-program pertukaran pemuda antar Negara dan tidak sedikit
merupakan undangan langsung untuk mengikuti forum-forum seminar internasional.
Secara besar-besaran DPP IMM mengirimkan kader-kader terbaiknya untuk menyebar
ke berbagai belahan dunia guna menyumbangkan ide dan gagasannya pada
forum-forum internasional. Diantaranya :
31 Agustus 2014, kita melepas kepergian salah
satu kader terbaik, Immawan Rijal Ramdani yang merupakan Ketua Korps Instruktur
dan Sekretaris Bidang Kader DPD IMM DIY, untuk pergi ke India mengikuti program
Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN). Bertemu dengan perwakilan pemuda dari 10
Negara Asean yang diselenggarakan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga RI bekerjasama
dengan Confederation of Indian Industry (CII).
Selain Rijal. Dalam
rangka merayakan usia IMM yang ke-51 tahun, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM juga
memberangkatkan salah satu kader terbaiknya menuju Seoul Korea dalam acara
International Youth Conference, yakni Ajar Pradika A. Tur yang aktif di Dewan
Pimpinan Daerah (DPD) IMM Yogyakarta. Keikutsertaan IMM dalam konferensi bertajuk “New Understanding of History
in East Asia: From History of Conflict to the History of Shared Understanding”
merupakan bentuk tanggungjawab dan dukungan IMM sebagai organisasi kepemudaan
untuk ikut serta merancang dan menyelenggarakan perdamaian dunia di wilayah
Asia Timur. “Sebanyak 53 pemuda yang berasal dari berbagai negara di dunia
berkumpul di Seoul sejak 17 Agustus hingga 21 Agustus 2014 untuk membahas dan
mendukung niat perdamaian di Asia Timur”, tutur Ajar Pradika. Peserta
konferensi ke Demilitarized Zone (DMZ) yang memisahan Korea Utara dan Korea
Selatan merupakan bentuk kesungguhan Korean National Commission for UNESCO
dalam mengusung rencana rekonsiliasi seajarah ini. “Kami pun diberi kesempatan
untuk berkunjung ke DMZ dan menyapa penduduk yang tersebar pada tujuh desa
untuk mengetahui secara langsung kondisi konflik di sana. Pengawalan sangat
ketat dan tidak diizinkan adanya kamera”, tambahnya. Pada acara tersebut, Prof.
Filomeno V. Aguilar dari Filipina pun menyatakan bahwa acara ini diharapkan
menunjang keberhasilan ASEAN Community yang telah kami rancang. Semata-mata
untuk kejayaan Asia. Selain untuk menunjang rekonsiliasi sejarah, output forum
ini adalah mengajak pemuda di seluruh dunia untuk peduli terhadap perdamaian
dunia danmenginisiasi aksi-aksi nyata kepemudaan di kawasan Asia.
Tidak hanya India dan Korea. Tahun 2012 kita
menjadi peserta aktif kegiatan Asean-India Youth Exchange Program di New Delhi,
Mumbai dan Jaipur. Tahun 2013 IMM diminta oleh kemenpora RI mengikuti kegiatan
ASEAN-China youth Camp di nanning China. Pada tahun yang sama IMM diundang oleh
Pemerintah kerajaan Bahrain untuk mempresentasikan tema seminar
“PEACE AND SOCIAL JUSTICE” dan mendapatkan Nobel Perdamaian Dunia pada acara
International Youth Conference, yang dihadiri oleh pemuda dari seluruh dunia di
Negeri semenangjung arab tersebut. Pun ditahun yang sama mengikuti kegiatan
Malasya-Indonesia youth Exchange Program. Tahun 2014 kita turut serta dalam
ajang bergengsi “Model United Nations G-20 Summit” di Belanda, jerman dan
paris, memaparkan materi seminar mengenai solusi mengatasi pengangguran pemuda.
IMM harus mampu bersaing dikancah internasional untuk menduniakan ide dan
gagasannya. Pada tanggal 13 Agustus 2014 enam diantara kader terbaik IMM juga
diberangkatkan ke Penang Malasya untuk mengikuti kegiatan Final Youth Jam
Mereka adalah : Qahfi Romula Siregar (Ketum DPD IMM Sumut), Immawan Muhammad
Amiri (Kader IMM DKI), Agus Salim Lamusu (Kader IMM Gorontalo), Nofri Julimet (
Kader iMM Sumbar ), Shiva Nur Azizah ( Kader IMM Banten ), Rifka Nurullita (
Kader IMM DKI ). Immawan Fajar dan Wilson pada acara “Young enterpreneurs
Assembly 2014” di Bangkok - Thailand. Dan lain-lain yang tidak dapat saya
sebutkan satu-persatu pada pidato ini.
Baru-baru ini Immawati Ela Nofitasari ketua
Bidang hubungan Luar Negeri DPP IMM, menyambet juara III dalam The 5th
ASEAN Frontier Forum di Busan Korea – Selatan 23-29 November 2014. Ela
sekaligus dinobatkan menjadi Duta Pariwisata (Turism Industry) Indonesia untuk
ASEAN setelah mempresentasikan makalahnya dengan judul ASEAN as a Single
tourism Destination.
Pada kongres pemuda OKI atau yang dikenal dengan
OIC diadakan di Istanbul Turki dan Indonesia hadir sebagai bagian keanggotaan
peserta OIC. Saya selaku Ketua Umum DPP IMM didaulat oleh forum untuk memimpin
proses sidang OIC yang mengambil tema : 2nd GENERAL ASSEMBLY.
Islamic Conference Youth Forum for Dialogue & Corporation. “Preserving
Values Rendering Vuture Better”. 9 – 11 0ktober 2014.
Hadirin Yang Berbahagia
Immawan dan Immawati di seluruh Indonesia…
Kita berharap bahwa “Pemuda Indonesia khususnya
kader-kader IMM Se-Nusantara tidak boleh solorun berkutat di internal. Kita
harus maju, jangan hanya merasa besar didalam. Bagaikan katak dalam tempurung.
IMM harus menyebar ke berbagai belahan dunia. Berfikir besar, bermimpi dan
bercita-cita besar lalu kembali ke tanah air dengan segudang pengalaman untuk membangun
Bangsanya”. Secara khusus untuk melakukan koneksi dengan kader Muhammadiyah
yang sedang belajar di luar negeri sehingga bisa menjadi langkah awal untuk
melakukan rintisan pembentukan Pimpinan Cabang Istimewah IMM di luar negeri.
Disinilah pentingnya membangun jejaring dengan Pemuda-Pemuda perwakilan dari Negara-Negara di Regional ASEAN dan kawanasan
internasional lainnya. Semuanya itu perlu untuk dilakukan sebagai bentuk
aktvitas progresif yang dilakukan oleh IMM untuk mengembangkan jejaring dan
membuka cakrawala pengetahuan sehingga ide, gagasan dan nilai-nilai perjuangan
Ikatan bisa mendunia.
Bagi Immawan Rijal Ramdani sendiri, seperti
dituturkannya paska mengikuti program ke india; “ketertarikannya mengikuti
kegiatan internasional tidak terlepas dari keberhasilan India di dalam
membangun perekonomiannya, sehingga dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi
mencapai 7 – 8 persen banyak ekonom Dunia menyebut India sebagai the Second
Giant kekuatan Ekonomi di ASIA setelah Cina. Di sisi lain secara demografis
jumlah muslim di India pun merupakan yang terbesar kedua setelah Indonesia
(Sebanyak 177 Juta Jiwa), sehingga tidak menutup kemungkinan dengan pertumbuhan
penduduk mencapai 1,3 persen per tahun dan sebagai Negara dengan jumlah
penduduk terbesar ketiga di Dunia (1,2 milyar), dalam rentan waktu 10 – 20
tahun India akan menjadi Negara dengan penduduk Muslim terbanyak di Dunia.
Selama kurang lebih 11 hari Immawan Rijal Ramdani mengunjungi beberapa
Perusahaan dan beberapa Kampus Ternama di India, seperti; Perusahaan Infosys,
Bosch, dan TVS di Bangalore Negara Bagian Karnataka; Prasad Group of Companies,
Tata Consultancy Sevices, dan Harsha Engginering di Ahmedabad Negara Bagian
Gujarat, dan Hero Honda di New Delhi Ibu Kota India. Perusahaan – perusahaan tersebut
ada yang bergerak dalam bidang Softwar, Manufactur Onerdil Mobil, Motor, dll.
Sementara untuk kampus yang dikunjunginya adalah Indian Institute of Management
di Bangalore dan Gujarat; keduanya merupkan kampus yang melahirkan CEO – CEO
perusahaan besar di Dunia. Dan sebagai penyempurna Immawan Rijal Ramdani pun
diajak berekreasi mengunjungi Icon Negara India, Taj Mahal, yang merupakan
salah satu dari Tujuh keajaiban di Dunia peninggalan terbesar kerajaan Mughal
Islam”.
Dari perjalanannya ke India tersebut Immawan
Rijal Ramdani bisa mengambil kesimpulan bahwa India sedang mengalami tahapan
menuju tingkat kedewasaan dalam industrialisasi. Hal itu bisa dilihat dari perusahaan-perusahaan India yang hampir bisa dipastikan semuanya memiliki jaringan global.
Keberhasilan Industrialisasi di India tidak terlepas dari kemajuan Teknologi
dan Ilmu Pengetahun karena semakin banyaknya putra-putri terbaik India yang
mengenyam pendidikan di kampus-kampus ternama dunia. Hal lainnya yang patut dicontoh dari
industrialisasi di India adalah seluruh perusahaan di India berdasarkan
peraturan perudangan yang berlaku memiliki kewajiban untuk membayar Corporate
Social Responsibility (CSR) sebesar 6 persen dari total keuntungannya. Bahkan
perusahaan Tata Services Consultan (TVS) sebagai perusahaan terbesar di India
menghabiskan 25 persen dari keuntungannya untuk CSR. Sehingga dengan CSR yang
begitu besar itulah bisa menjadi alat untuk menutup kesenjangan dan membangun
jejaring pengaman bagi masyarakat misikin untuk bisa mendapatkan jaminan
social. Dengan CSR yang begitu mengsankan itulah Peter Casey (2008) mengatakan
bahwa TSV merupakan contoh terbaik dalam pendekatan kaptalisme baru yang ramah
terhadap masyarakat miskin. Namun bagi Negara Indonesia patut untuk dicurigai
bahwa India akan menjadikan Indonesia dan Negara-Negara di regional ASEAN
lainnya sebagai pasar dari hasil produksi industrialisasinya. Walaupun di saat
yang bersamaan Indonesia memiliki peluang untuk menjadi eksportir terbesar
untuk menutupi kebutuhan dasar material dan bahan mentah sebagai penopang
proses industrialisasi di India.
Disinilah peranan pemuda di Indonesia khususnya
IMM dalam menghadapi tantangan sekaligus peluang untuk mengupayakan
kesejahteraan bersama. Fakta bahwa jumlah penduduk dunia saat ini sudah
mendekati angka 7 miliar penduduk, dan separuhnya adalah usia pemuda, menjadi
tantangan sekaligus peluang bagi kita untuk memaksimalkan potensi yang ada
dalam menghadapi Persoalan-seperti pengangguran, narkoba dan kriminalitas,
serta kemiskian. Oleh karena itu, kerja sama internasional mutlak dilakukan
guna mengatasi tantangan tersebut Secara umum, KTT itu membahas tentang rencana
strategis kerja sama Internasional dalam menghadapi isu pemberdayaan pemuda.
Momentum ini harus dijadikan sebagai peristiwa bersejarah yang kita jadikan
acuan dalam mengembangkan berbagai kebijakan yang mendukung pemberdayaan
pemuda.
Hadirin Yang Berbahagia
Immawan dan Immawati di seluruh Indonesia…
Kedepan IMM harus mampu
memaksimalkan posisi strategis dalam perjalanan sejarah Bangsa Indonesia,
terlebih dalam menghadapi era persaingan global IMM harus melahirkan
kader-kader yang kritis, progresif, dinamis dan implementatif demi memainkan
peran sebagai kader umat, kader bangsa dan kader perserikatan demi dan untuk
mewujudkan kedaulatan rakyat yang memberikan warna terhadap pembangunan
identitas nasional.
Masih relevan dengan
apa yang pernah ditulis Hendra Setiawan pada catatannya yang berjudul Kaum muda
Muhammadiyah di tengah arus globalisasi dan krisis kebangsaan; “Jadi disini
kaum muda Muhammadiyah dalam hal ini Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
haruslah menjadi motor penggerak komunikatif dalam ruang public. Terutama
bagaimana perjuangan komunikatif dengan rakyat adalah untuk memengaruhi
kebijakan politik pemerintah agar kebijakannya menguntungkan rakyat bukan
sebaliknya membela kaum modal raksasa. Jadi, demokratisasi ekonomi sebagai
manifestasi dari sila ke lima pancasila harus diperjuangkan terus-menerus
melalui mobilisasi social dengan pendidikan politik rakyat. Dan secara
structural kaum muda Muhammadiyah harus menyiapkan dirinya untuk menjadi
pemimpin politik, karena melihat kondisi pemimpin bangsa hari ini yang semakin
mudah diintervensi kaum modal maupun kekuasaan asing. Implikasinya karakter
idealisme nasional dan karakter kebangsaan yang anti-imperialis seperti Tan
Malaka, Syahrir, Soekarno, maupun Hatta menjadi penting untuk dihidupkan
kembali spiritnya dalam jiwa kaum muda”.
Hadirin Yang Berbahagia
Immawan dan Immawati di seluruh Indonesia…
Akhirnya. Sejarah adalah apa
yang kita torehkan hari ini untuk generasi mendatang, menulisnya dengan tinta
emas atau catatan kelam. Usia 51 tentu saja bukan usia yang terbilang muda dan
bukan pula senja untuk sebuah organisasi. Namun sudah lebih dari cukup untuk
meneguhkan kedewasaan dan kematangan dalam menyikapi zaman. Agaknya petuah bijak perlu kita pegang. Bahwa Kita kini adalah kita nanti apa yang kita tulis kini dan dimasa lampau, akan menjadi cahaya kita nanti,
di dunia atau di suatu tempat yang tak terbayangkan. Rentang usia ini adalah
hari-hari pengabdian. Jangan takut untuk menitikkan keringat pengorbanan,
jangan katakan habis untuk senantiasa memberi, jangan katakan lelah untuk senantiasa
berkiprah. lakukan saja dan acuhkan letihmu. Biarkan sang Maha melihat sebagai
penilai, karena kita kini adalah kita nanti.
Percayalah. Tak ada
perjuangan tanpa pengorbanan dan tak ada pengorbanan yang sia-sia Tetaplah
optimis kita akan jadi pemenang, kendati nanti tak maksimal 100% yakinkan diri
ukuran keberhasilannya tidaklah memlulu pada posisi. Perlu energy kuat untuk
berlari sebab Sepuluh langkah pertama mungkin masih memiliki kekuatan tinggi,
tetapi memasuki seratus langkah, sudah mulai tergopoh lalu jatuh, bahkan ada
yang hanya melangkah satu kali, langsung mundur. Untuk itulah kita harus mempertahankan seribu langkah dengan prima… Agar
100% kita menjadi pemenangnya…
"Untuk Ikatan Ku"
Demikianlah yang dapat saya sampaikan, lebih dan
kurang saya mohon maaf. Selamat Milad. Jayalah IMM…
Wassalamu‘alaikum
Warahmatullah Wabarakatuh...
Menteng Raya 62 Jakarta, 14 Maret 2015
Beni Pramula (Ketua Umum DPP IMM)
Mantap,,,,
BalasHapusSemoga IMM Jaya
Kunjungi juga blog aku..
http://pujiamn.blogspot.com
dan juga blog Haba IMM Banda Aceh (habaimmbandaaceh.blogspot.com)
korkomimmunmuha.blogspot.com
terima Kasih
Ops ya, di http://pujiamn.blogspot.com
Hapusjuga menerima Jasa Desain Blog dan Web, Baik melaui Wordpres dan juga blogspot dengan tampilan responsive mobile (tampilan Handphone). Yang pasti harga terjangkau
:)